Dalam
penulisan suatu kerangka karangan haruslah menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar, namun tidak semua karangan menggunakan ragam bahasa yang baik
dan benar.
Tujuan
dari penulisan tersebut adalah mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar, baik secara lisan dan terutama tulis sebagai sarana pengungkapan
gagasan ilmiah.
Naratif
Sebuah
penulisan ilimiah sebaiknya mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar, dalam penulisan ragam bahasa, ejaan, diksi atau pemilihan kata,kalimat,alinea
dan pengembangannya,perancangan penulisan karangan ilmiah, kerangka
karangan,kutipan dan catatan kaki, serta abstraksi dan daftar pustaka harus ada
pada setiap penulisan ilmiah.
Suatu
penulisan dapat memperhatikan bagaimana ragam bahasa yang terkandung dalam
penulisan tersebut, ragam bahasa ini dimaksudkan untuk memperjelas bagaimana
varisai bahasa Indonesia pada suatu
karangan ilimiah tersebut. Ragam bahasa sendiri memiliki makna yaitu variasi bahasa atau
tuntutan pemakaian yang berbeda-beda menurut tempat, topik, penutur, sarana/
medium pembicaraan, dan sebagainya. Adanya ragam bahasa Indonesia disebabkan
oleh perkembangan masyarakat (konteks sosial). Dalam dalam teknik pengungkapannya,
ragam bahasa terbagi menjadi 2 yaitu, ragam bahasa tulis dan ragam bahasa
lisan. Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan
tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan
dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata.
Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan
unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan
pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam
mengungkapkan ide. Variasi dalam bahasa Indonesia pun dibagi menjadi empat bagian yaitu :
- Variasi bahasa dari segi penutur
- Variasi bahasa dari segi pemakaian
- Variasi bahasa dari segi keformalan
Selain ragam bahasa, ejaan pun sama pentingnya seperti ragam bahasa, karena
ejaan yang benar adalah ejaan yang disempurnakan. Seringkali pada sebuah
penulisan seseorang cendurung tidak memerhatikan ejaan yang benar dalam
penulisan ilmiah, contohnya kalimatnya seperti
“Saya tinggal di Bekasi”. Kalimat
ini bisa jadi mempunyai minimal 2 arti. Arti yang pertama adalah saya
meninggalkan sesuatu barang di Bekasi, sedangkan arti yang kedua adalah saya
bertempat tinggal di Bekasi. Jika kalimat tersebut ditulis menggunakaan ejaan
sesuai aturan dalam bahasa tulis, seharusnya secara lengkap ditulis: Saya
bertempat tinggal di Bekasi, atau Saya meninggalkan sesuatu milik saya di
Bekasi.
Ejaan dan bahasa tulis sangat terkait dalam suatu
penulisan ilimiah, karena Ejaan berfungsi untuk membantu pemahaman pembaca
dalam menanggapi dan memahami sebuah informasi yang diterimanya dalam bentuk
tulisan. Kemudian selain itu diksi atau pemilihan kata dan kalimat pun sangat
terpengaruh pada penulisan ilmiah, ini dikarenakan adanya suatu pemilihan kata dalam
suatu kalimat harus tepat dan jelas, sehingga gagasan yang ingin disampaikan
dalam kalimat tersebut dapat diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).
Diksi dalam suatu kalimat penulisan pun dapat membuat
pembaca atau pendengar menegrti secara benar dan tidak salah paham terhadapa
apa yang disampaikan oleh pembicara ataupun si penulis. Sedangkan suatu kalimat
adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata
yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap, dan diakhiri
dengan tanda titik (.) , koma (,) , tanda tanya (?) dan tanda seru(!). Kalimat
dalam sebuah penulisan pun dapat menggambarkan suatu ekspresi dalam penulisan,
apakah kalimat ini termasuk kalimat ajakan atau kalimat pertanyaan. Dalam suatu
kalimat pun terdapat subjek (S) dan predikat (P) jikan tidak memiliki kedua
unsur tersebut bukan lah kalimat, melainkan sebuah frasa.
Dalam penulisan ilmiah alinea dan pengembangannya
menurut saya pun perlu, karena setiap penulisan pasti memiliki
paragraf-paragraf di alinea tertentu. Adanya alinea pun dapat mempermudah
pembaca untuk dapat menentukan gagasan atau pokok pikiran utama dalam penulisan
ilmiah tersebut. Perancangan penulisan karangan ilmiah digunakan untuk
mempermudah para penulis dalam menuliskan suatu karangan ilmiah mereka,
perancangan ini dapat berupa kerangka karangan untuk menyusun suatu karangan
ilmiah yang baik dan benar.
Selain unsur diatas kutipan dan catatan kaki mungkin tidak
selalu ada dalam suatu panulisan ilmiah, kutipan dan catatan kaki hanya ada di
sebagian penulisan ilmiah saja, seperti penulisan buku dan penulisan yang
mengutip dari sumber atau buku oranglain untuk memeperoleh informasi. Namun
pada jaman ini catatan kaki jarang terlihat pada suatu penulisan ilmiah. Yang
terakhir pada pembahasan ini adalah adanya abstrak dan daftar pustaka. Pada
penulisan ilmiah abstrak dan daftar pustaka sangat di butuhkan dalam penulisan
ilmiah. Contoh abstrak pada penulisan ilmiah adalah :
Pada saat sekarang ini, banyak teknologi yang
menawarkan berbagai fitur untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu
teknologi tersebut adalah smartphone yang memiliki berbagai fitur canggih
seperti music, video, kamera, permainan dan
internet. Namun pada saat sekarang ini berbagai fitur yang ditawarkan,
sedikit sekali fitur yang dapat
menunjang pendidikan untuk para pelajar bahkan nyaris tidak ada. Dengan
aplikasi Sistem Pencernaan Manusia ini, akan menambah fitur yang dapat
menunjang pendidikan para pelajar. Karena aplikasi Sistem Pencernaan Manusia
ini menyediakan fitur yang berfungsi untuk mengenal bagaimana fungsi Sistem
Pencernaan, serta Bagaimana menjaga agar tubuh terhindar dari berbagai
penyakit.
Abstrak digunakan oleh penulis untuk membuat
pendahuluan atau pengenalan suatu objek yang penulis amati dalam pembuatan
penulisan ilmiah. Suatu abstrak dapat dibuat sesuai dengan tema dan judul
penulisan tersebut mengenai objek seperti apa. Selain itu daftar pustaka pun di
perlukan untuk mengetahui dari mana biasanya si penulis mengutip atau
mendapatkan informasi dalam penulisan ilmiah tersebuat. Daftar pustaka bisa
berupa alamat website, buku, majalah dan lain sebagainya. Daftar pustaka
biasanya digunakan penulis untuk mencegah adanya plagiat atau memfotocopy
tulisan oranglain.
Lalu
pertanyaannya ?
Mampukah
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar baik secara lisan dan
tulisan sesuai dengan tujuan pembahasan ini ?
Menurut saya
sendiri kita sebagai penulis harus mampu untuk menciptakan penulisan ilmiah
yang baik dan benar dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
agar pembaca atau pendengar dapat menilai baiknya suatu tulisan atau karangan
yang kita buat. Unsur tersebut pun sangat berguna dan harus ada pada setiap
penulisan ilmiah, agar karangan ilmiah kita tersusun dengan tepat, rapi dan
selaras (sesuai keinginan) dan mendapatkan respon yang sangat baik.