Kado Spesial
Jam beker mulai berbunyi…
(kring…kring…kring) nada jam beker
tersebut terulang di telinga Dara, Dara pun terbangun dipagi yang masih
berembun dan berkabut. Dy pun mencoba membuka matanya yang kecil tersebut untuk
segera beranjak dari tempat tidurnya yang berwarna merah maroon tersebut. Dara
sebut saja nama gadis itu Dara, Ia kuliah disebuah universitas negeri di
bandung jurusan psikolog.
“uhh…cepat banget sich dah pagi aja!
(mengusap matanya yang masih tertutup)”
Dara pun melangkahkan kakinya
keruangan gelap dirumahnya! Tak salah lagi ruangan itu adalah ruang tengah
tempat biasa Dara menghabiskan waktu liburnya sambil menonton tv ataupun video
favoritnya. Ia berbaring diatas sofa berwarna coklat empuk itu sambil
memejamkan matanya sebentar saja. Ketika ingin memejamkan mata hp Dara
bergetar, terlihat ada pesan masuk ke hp nya. Namun Dara menghiraukan sms itu,
Ia pun kembali mencoba memejamkan matanya walau hanya 5menit saja. Tak lama
mamah pun bangun dan menghampiri Dara pada saat itu.
“Dara….!bangun!sudah jam berapa
ini…teriak mamah”
“aduuh mamahh… masih pagi buta ini”
“pagi buta gimana? Ini sudah jam 6
sayang…”
“haah??!! Dara terkaget”
“cepat mandi sana,!”
“iiahh…iiahh mah.. (sambil lari
menuju kamar mandi di belakang ruang tengah rumahnya)”
“habiis itu sarapan ya sayang!
Teriak mamah dari ruang makan”
Dara pun bergegas bersiap-siap
berangkat kekampus, Ia pun segera sarapan sepotong roti dan segelas susu
cokelat. Setelah itu Ia berpamitan pada kedua orangtuanya.
“mamah..papah.. Dara pamit yah!”
“iiah sayang! Hati-hati yah!..ucap
mamah tersenyum”
“(Dara tersenyum)”
Setengah jam Ia lalui dengan sepeda
motornya menuju kampusnya tersebut, Darapun segera menghampiri kelas prakteknya
tersebut dengan nafas terngah-engah akibat naik tangga.
“huuuhh…(menarik nafas)”
“habiis lari, Ra? Tanya Lina salah
satu sahabatnya”
“enggak! Habis berenang,
Lin..hehehe”
“koqq gak basah sih?”
“berenangnya ditrotoar jalan
(tertawa)”
Tak lama setelah mereka
bercengkrama, datanglah dosen pengajar mereka. Dosen praktek ini suaranya
keras, mukanya sangar dan suka menggertak serta menghukum mahasiswa yang
terlambat. Itu sebabnya Dara bangun pagi sekali jika ada ujian praktek.
(tik…tok…tik…tok…) jam dinding kelas
berbunyi perlahan, suara anak sekelas diruang praktek saling bersahutan. 1 jam
praktek pun kami lalui, hingga tiba saatnya untuk istirahat!
“akhirnya udahan juga ini praktek,
Lin!”
“hahahaha… aku sumpek didalem tadi”
“iiah sama…mana dosennya galaknya
pintak ampun..hehehe”
“(tersenyum) kantin yuk! Laper nich.
Ajak Lina”
“ayuk… cacing diperut aku juga udah
pada stress…hehehe”
Mereka berdua pun beranjak dari
ruang praktek menuju kantin yang ada tidak jauh dari kampus mereka.
“Ra…”
“apa? (sambil meminum secangkir jus
segar)”
“gimana?dah selesai ngejomblonya?”
“(tersendak)”
“hehehe… sorry aku Tanya ini.”
“enggak apa-apa koq… dari dulu kan
aku jomblo, Lin!”
“dari dulu? Dari semenjak ditinggal
pergi sama Reza mungkin.hehehe”
“yah gitulah!...”
“kamu kan udah 2bulan ngejomblo!
Masa belom dapet juga?... bukannya kamu gak betah jomblo lama-lama, Ra?”
“iiah sih, sebenarnya ini aku
nahan-nahan, Lin!... tapi mau gimana lagi. Mana ada yang mau sama cewek super
susah bangun kayak aku ini…hahahaha”
“enggak ada yang gak mungkin didunia
ini! Orang jelek aja bisa dapet orang cakep! Yah gak??...”
“bener juga sih kata-katamu itu!
Tapi mau cari dimana cowo yang mau sama aku?”
“di pasar banyak…hahahaha”
“tukang sayur kali dipasar mah!...”
“aku bingung ni,Lin”
“bingung kenapa?”
“seminggu lagi ulang tahunku yang ke
20. Tapi aku belum sama sekali dapet pasangan…”
“hahaha… itu aja koq bingung! Bikin
pengumuman aja dikampus! Isinya tentang pencarian sang kekasih”
“hah? Sayembara gitu?”
“yah semacam itu lah!hehehe”
“ihhh…gak mau ah! Berharap aja aku
dapet kado special nanti (sambil menghayal)”
“hahaha… palingan kado spesialnya si
Tian anak nyebelin yang suka ganggu kamu itu.”
“what? Tian? (tertawa
terbahak-bahak)”
Spontan Tian orang yang sedang
mereka sebutkan datang dan tiba-tiba menghampiri meja makan mereka berdua. Dara
dan Lina pun mendadak diem.
“makan tuh!hehehe ( cetus Lina )”
“eh.. lo kuda betina! Hahaha”
“eh… mulut iblis! Bisa gak sih lo
jangan muncul dihadapan gue sama sahabat gue! (berdiri sejajar dengan Tian)”
“wah…wah… bahasa lo jadi beda yah!hehehe.
slow aja kuda betina, gue kesini Cuma mau numpang makan sama lo dan sahabat lo
ini!”
“kalo sama lo ogah gue pakai bahasa
formal! Loh kan meja kosong masih ada iblis..”
“tapi gue maunya yah disini!hehehe”
“udah-udah! Jangan adu mulut disini!
Malu tau dilihatin anak-anak jurusan lain…(lerai Lina)”
“hah? Berantem? Siapa juga yang mau
debat mulut sama mulut iblis kaya lo.”
“ihh… gue juga ogah.”
“udah duduk kalian berdua! Teriak
Lina marah”
Mendengar Lina marah dan teriak Dara
dan Tian pun segera duduk. Tian yang pada saat itu belum makan, akhirnya memesan
sepiring nasi serta lauk-pauk dan segelas jus, Ia makan di hadapan Dara dan
Lina.
“hahaha… makan aja musti di hadapan
gue, lo! (ejek Dara)”
“yey… geer banget lo! Gue mau makan
di mana kek!... itu bukan urusan lo tau!”
“emang bukan urusan gue! Tapi gue ngerasa
keganggu gitu!...hahaha”
“ohh… meudh makan Lina. (tersenyum
pada Lina) dan meudh makan Kuda betina!!”
“ihh…(jengkel)”
Tian pun akhirnya makan bersama Dara
dan Lina, setelah selesai makan Tian dan Dara kembali adu mulut. Keduanya
saling mengejek dan menghina. Hingga tiba saatnya mereka beranjak dari kantin
saja masih saling adu mulut. Adu mulut terhentikan pada saat sampai di dalam
kampus, karena kelas mereka berbeda.
“akhirnya gue pergi juga dari
hadapan lo!”
“hahaha… jangan kangen sama gue loh
(ejek Tian)”
“ihh… ogah banget gue kangenin lo
mulut iblis!!...”
“(tersenyum) lalu meninggalkan
mereka berdua”
Dara dan Lina pun masuk kekelas,
saat itu adalah jam mata pelajaran bahasa inggris. Bukannya mendengarkan dosen
mereka malah bercakap-cakap soal masalah dikantin tadi, hingga waktunya keluar
kampus. Dara sempat menceritakan kekesalannya tadi pada Tian. Namun Lina
sahabatnya itu hanya tersenyum mendengarkan curhatan sahabatnya itu.
“hati-hati tar suka loh…hehehe,
ceplos Lina”
“hahahaha… aku gak mungkin suka sama
cowok nyebelind dan ember gitu.”
“iiah sekarang mah enggak! Tapikan
waktu bisa mengubah segalanya.”
“ahh… apa sih kamu.”
“okey… sampai disini dulu
pembicaraan kita! Kamu pulang bawa motorkan?.”
“iiah, Lin! Mau bareng?”
“ gak perlu, Ra… aku naik angkutan
aja.hehehe”
“siip…hati-hati yah!”
“ok”
Mereka pun berpisah arah…
Dara yang pada saat itu belum mau
pulang kerumah, ia pun jalan-jalan sore ke Mall yang tidak jauh dari kampusnya.
Ia sedang iseng mencari-cari baju dress yang ingin dibelinya dan digunakannya
pada pesta ulangtahunnya nanti. Setelah satu jam berkeliling, Dara menemukan
dress berwarna merah hati yang panjangnya selutut Dara. Dress itu amat cocok
pada tubuhnya yang ramping serta desainnya yang simple dan glamour. Setelah
melihat dress itu, Ia segera beranjak dari tokoh baju itu menuju ke toko sepatu. Beberapa melangkah, Ia pun berpapasan
dengan Tian yang pada saat itu sedang mencari sebuah kado. Mereka pun saling terhenti.
“lo lagi….lo lagi!.... kenapa sih
sehari aja gue gak jumpa muka lo itu bisa kan!...”
“lahh… gue juga gak mau kalo harus
ketemu muka nyebelin dan sok manis lo itu (melet)”
“apalagi gue! Hahahaha”
“ehh…berisik! Lo pikir ini dirumah
nyokap lo apa! Bisa kali lo pelanin suara lo itu!”
“yah…yah…yah…”
“dari pada rebut, mending ikut gue
makan eskrim yuk! (sambil menarik tangan Dara)”
“ehh…ehh... gue gak mau Tian
(berusaha menghentikan langkahnya)”
“udah jangan nolak…hehehe”
Tian pun mengajak Dara pergi makan
eskrim disebuah kantin eskrim didalam Mall tersebut.
“ngapain sih lo ajak gue makan
eskrim segala!”
“udah jangan marah-marah bisa
kali!... gue Cuma sekedar mau ajak lo aja!..”
“iiah… ok, gue gak marah-marah
lagi.”
“nah gitu dong…kalo lo gak marah
gini kan jadi seneng gue nya.”
“hah? Maksud lo?”
“hahahaha… gak apa-apa… udah dimakan
eskrimnya! Tar cair gak enak…hehehe”
Mereka pun asik menyantap eskrim
tersebut sambil berbincang-bincang dan tertawa. Tian dan Dara terasa akrab pada
saat itu, mungkin karena eskrim tersebut menyejukkan hati dan pikiran mereka
berdua..hehehe.
“Ra….”
“hmm…”
“(tersenyum) itu celemotan
cokelatnya! (menunjuk kea rah bibir Dara)”
“mana?? Disini bukan?”
Spontan Tian pun mengelap bibir Dara
yang belepotan itu dengan sehelai tissue di tangan Tian. Dara pun merasa
deg-deg an tidak jelas. Ia pun langsung membentak Tian secara tiba-tiba saat
itu. Namun Tian tak menghentikan langkah tangannya tersebut, dan kali ini Dara
dibuatnya terpesona..hehehe
“lo bisa kali bilang! Gak usah pakek
perhatian gini.”
“(tersenyum)”
“kenapa lo senyum kayak iblis gitu?”
“habis lo lucu kalo makan
eskrim…hehehe”
“ohh… jadi lo ngatain gue gitu?”
“hehehe… yah enggak! “
“hmm…”
Terdiam dan saling menatap….
“pulang yuk! Ajak Dara.”
“woyy!.... lanjut Dara berbicara”
“(tersenyum) iiah…”
“lo kesambet iblis yah?”
“iiah kayaknya!...”
“pantes…”
“hahahaha…. Dasar kuda betina
(mengelus rambut Dara)”
Ohh Tuhan… Tian seromantis ini kah
(ucap hati Dara saat itu)…
Mereka berdua pun bergegas pulang,
karena hari itu sudah tampak larut. Tepatnya pada jam 19.25 menit.
Sesampainya di rumah Dara.
“ehemm… pulang malem kamu?”
“hehehe… iah mah”
“dari mana, Ra?”
“tadi… Ra jalan-jalan ke Mall mah
cari dress buat hari raya ultah Ra yang ke 20 nanti. Sabtu kita ambil yah
mah!..”
“ohh… iiah sayang! Udah sana anak
mamah mandi dulu sanah! Bau tau…hehehe”
“iiah mah…”
Keesokan paginya Dara berangkat agak
siangan, karena hari ini tidak ada jam praktek. Seperti biasa sebelum dosen
datang Dara dan Lina saling curhat, Dara pun menceritakan kejadian Sore kemarin
ketika Ia jalan-jalan ke Mall. Mendengar itu Lina tertawa keras, ternyata
dugaanya benar selama ini. Namun Dara membantahnya, menurutnya hal seperti itu
belum bisa atau pantas di ajukan jempol.
Kali ini mata kuliah dikelas mereka
hanya 2 materi, jadi tidak ada istirahatnya, keluar dari kelas tersebut
tiba-tiba seseorang lelaki muncul di balik pintu kelas mereka, lelaki itu
wajahnya membelakangi mereka berdua. Ketika Dara keluar lelaki itu memanggil
Dara. Dara pun terkejut, Ia tidak tau siapa lelaki itu. Yang jelas lelaki itu
menghampiri Dara yang pada saat itu ingin mengambil motornya diparkiran.
“Raa!!.... teriak lelaki itu”
Langkah Darapun terhenti…
“siapa yah? Tanya Dara heran.”
“ohh… kenalin aku Vino (sambil
menjulurkan tangannya pada Dara)”
“ohh… Vino! Ada apa yah?”
“boleh kenal sama kamu manis?”
“hah? Manis? Hehehe… iiah boleh saja
koqq…”
“makasi sebelumnya! Aku anak
electro. Kamu Dara anak psikolog kan?”
“koq tau? Hehehe”
“apa sih yang gak aku tau!... aku
kan anak paling tenar di kampus ini!”
“ohh yah?? Koqq aku gak tau
yah?...hehe”
“yah mungkin kamu jarang buat tau
info dikampus ini!”
“hehehe…ya begitulah”
“sabtu ada acara gak?”
“hmmm… gak tau! Emangnya ada apa
yah?”
“mau ajak kamu nonton. Bisa??”
“lihat nanti yah!... soalnya aku gak
tau planning sabtu tar.”
“hmm… ok lah (tersenyum)”
Tiba-tiba…
Tian lewat dihadapan mereka berdua,
dan berusaha mengganggu percakapan mereka di depan madding gerbang kampus.
“wah…wah…wah…(sambil menggelengkan
kepala)”
“kenapa lo? Sahut Vino”
“enggak apa-apa! Udah selesai
bicaranya?”
“urusan lo apa kutil?!!...hahaha”
“enggak ada sih! Cuma gue punya
urusan sama cewek ini!”
“siapa lo ampe punya urusan sama
Dara?”
“bacoot lo yah!”
“udah-udah! Kalian kayak anak kecil
aja berantem disini!...”
“yah gue gak suka aja lo sama dy
ngomong, kuda betina (tersenyum)”
“urusan lo apa!?... Dara aja enggak
merasa keganggu koqq.!”
“huft… (Dara menarik nafas dan
kemudian menarik tangan Tian menjauh dari Vino)”
“bisa gak sih lo jangan muncul
dihadapan gue! Tegas Dara.”
“aku Cuma gak mau kamu bergaul sama
playboy kaya Vino itu, Ra!...”
“tau dari mana kamu dy playboy! Gak
usah sok tau dan peduli sama gue! Paham….”
“aku tau! Karna dulu SMA aku sekelas dan sempat temenan sama dy,
Ra!...”
“itu kan SMA!! Lo pikir seseorang
itu gak bisa berubah apa!”
“yah tapiikan…..”
“udalah! Lo jangan membual lagi!
Karna gue gak suka!... (Darapun meninggalkan Tian dan menghampiri Vino yang
masih berdiri di depan madding )”
“gimana? Udah selesai? Tanya Vino”
“udah koqq… maafin dy yah! Hehehe”
“ohh… enggak apa-apa!... aku tunggu
kabarnya yah, Ra.”
“iiahh (tersenyum)”
Sesampainya dirumah…
“bingung dueh sama sifatnya Tian
tadii… kenapa dy gak suka aku deket sama Vino! Lalu kenapa tadii bahasanya gak
kasar sama aku?? Aduhh… Tuhan aku galau… (ucap dalam hatinya)”
Hp Dara pun bergetar, ternyata ada
telpon masuk ke hp nya. Tidak lain lagi itu telpon dari Tian, Dara tidak mau
mengangkatnya, Ia pun merijek tiap kali
Tian menelpon. 6 kali Tian berusaha menelpon, akhirnya Dara mengangkatnya.
“ada apa lagii sih, Tian!...”
“maafin aku yah soal tadi siang
dikampus, Ra!...”
“ ya Tuhan… Tian minta maaf? Baru
kali ini aku denger Tian pintak maaf seperti itu. (lamunannya dalam hati)”
“hallo… Ra… kamu masih disitu kan?”
“ohh… iahh…”
“hmm… kamu maafin aku gak ,Ra?...”
“iiah aku maafin koqq…hhehe”
“makasii yah…”
“iiah….”
“yah udah, kamu jangan lupa makan
yah! Tidur yang cukup… tar sakit akunya kesepian…hehehe”
“hah? Kesepian? Maksudnya?”
“khan kalo kamu sakit, aku gak bisa
ledekin kamu…hehehe”
“tau ahh… nyebeliin lo!...”
“hehehe… yah udah inget pesan ku
yah… beyy and see you!..”
Tutt…tutt…tutt… telpon pun terputus.
Dara kembali melamun, dy heran akan sifatnya Tian akhir-akhir ini padanya.
Ia pun terus berpikir dan berpikir,
sehingga membuatnya ketiduran di atas kasur empuknya itu.
Pagi itu pun tiba, pagi itu matahari
cerah sekali, secerah harinya saat ini. Karena hari ini kampus libur, Darapun
mengajak mamah ke Mall untuk membeli baju tersebut. Dara sengaja mempercepat
hari untuk membeli dress tersebut, karena takut dress tersebut diambil
orang…hehehehe
Mereka pun pergi…
Sesampainya di Mall, Dara bertemu
Lina yang pada saat itu sedang mencari kado untuk sahabatnya itu, namun Dara
tidak mengetahui tujuan Lina ke Mall.. merekapun sempat bercakap-cakap
sebentar, setelah itu Dara dan mamah kembali berjalan menyusuri tokoh baju
tersebut…
Dan akhirnya sampailah mereka, Dara
pun segera mengambil dress tersebut dan membelinya. Selesai membeli dress
tersebut Dara mengajak mamahnya untuk makan siang, ditempat itu Dara bertemu
dengan Tian yang pada saat itu sedang mengajak adik-adiknya makan-makan. Namun
sayangnya Tian tak menoleh pada Dara, melihat keakraban dan kedewasaan Tian
bersama adik-adiknya, Dara pun tersenyum. Mamah heran melihatnya,
“kamu lihat siapa,Ra?”
“hah? Kaget”
“kamu lihat siapa??”
“gak ada koqq mah…hehehe”
“tapi koq senyam-senyum sendiri??”
“gak ada apa-apa koq mah, udah yuk
dilanjut lagi makannya.”
Setelah beberapa menit makan Dara
dan mamah pun beranjak pulang pada saat itu. Namun sayangnya Tian belom pulang.
Dara mau menghampirinya, tapi takut mengganggu. Akhirnya Dara terpaksa pulang..
Hari demi hari pun Dara lalui…
Tian pun mulai berubah sifatnya
terhadap Dara, Ia sering memberikan perhatian dan sapaan jika bertemu dikampus.
Ini membuat Dara semakin penasaran, namun Tian tidak pernah menyerah untuk
mendapatkan Dara. Yah walaupun Dara belum meresponnya, namun suatu saat nanti
dy pasti merespon semua sifat Tian. Lina pun tau bahwa Tian benar-benar suka
sama Dara, Ia pun berusaha membantu Tian untuk meluluhkan hati sahabatnya itu.
Lina mengajak Tian untuk hadir ke pesta ulangtahunnya Dara yang ke 20, Lina
memberitahukan pada Tian untuk member i kado special ucapan cinta dari Tian
pada sahabatnya itu. Mendengar idenya Lina, Tian pun setuju. Ia kemudian
merencanakan dan mempersiapkan apa saja yang harus dy persiapkan untuk pesta
ulangtahunnya Dara.
Sementara itu ajakan nonton Vino
pada malam sabtu itu ditolak mentah-mentah sama Dara. Karena Ia sudah
mengetahui busuknya lelaki itu, ternyata benar bahwa Vino adalah lelaki playboy
dikampus, untung saja Dara bukan gadis yang gampang menaruh perasaan suka pada
seorang lelaki.
Dan hari itupun tiba, dimana hari
itu adalah hari special buat Dara. Karena ulangtahunnya yang ke 20 ini selain
usianya bertambah, ia pun bisa menjadi pribadi yang kuat dimata keluarga serta
sahabatnya. Dara masih mengharapkan ada kado special saat hari indah itu, namun
itu tidak mungkin. Karena dy tau bahwa Tian tidak mungkin datang kepestanya
itu.
“hy…sahut Lina”
“lina…hehehe. Datang juga yah kamu”
“kan kamu ngundang aku, gimana sih…”
“hehehe… lupa aku”
“selamat ulangtahun yah sahabat kecilku”
“iiah… (tersenyum)”
“Tian mana yah? Lanjut Dara
berbicara”
“ciie…ciee yang nyariin…hahaha. Kan
kamu gak undang dy. Jadi dy mana tau..”
“hmm… aku pikir kamu ajak, Lin…”
“hehehe… yah udah aku kesana yah!”
“ok! Dinikmati yah pestanya
(tersenyum)”
Dara pun masih menunggu kedatangan
Tian, yah walaupun ini tidak mungkin.
Dan sampailah tiba saatnya Dara
meniup lilin yang berangkakan 20 tahun itu sambil mengucapkan wish pada saat
itu. Diwaktu lilin selesai ditiup, dari kejauhan terdengar suara nyayian
selamat ulang tahun. Dara tidak mengetahui suara itu berasal dari siapa, namun
ketika semakin dekat ternyata suara itu adalah dari Tian yang selama ini Ia
tunggu kedatangannnya di pesta ulangtahunnya itu.
Tian pun memberikan supprise pada
Dara, Ia menyayikan lagu cinta pada Dara saat itu dan mengutarakan isi hatinya
saat itu. Dara pun terpaku melihat Tian berkata seperti itu, ternyata kado
spesialnya itu terwujud dimalam yang indah itu. Dimana Tian menembak Dara, dan
menjadikan Dara sebagai kekasihnya.
“Ra,,, mauhkah kamu menjadi
pasanganku?”
Dara tersipu malu…
“iiah aku….”
“akuu… mau Tian…”
“serius kuda betina?”
“iiah aku serius mulut
iblis…(tersenyum malu)”
Malam itu menjadi malam terindah
sekaligus kado terindah bagi Dara, ternyata tanpa Ia sadari Tian lah yang
terbaik untuknya! Yah walaupun terkadang suka bikin jengkel, namun sifatnya
itulah yang membuat Dara semakin penasaran padanya. Sampai pada akhirnya Dara
mengetahui perasaan Tian selama ini padanya…
“trimakasihh Tuhan untuk kado special terindahku yang kau berikan!! Teriak Dara…”
wahahah ,, cerita nya panjang juga ya .. haha
BalasHapusbagus deh ..
Happy blogging sob ..
:):)
BalasHapusmakasii dah mampirr yah....
trimz...
n________n
Masuk list untuk di baca, nunggu waktu yang tepat : )
BalasHapusSalam kenal.
salam kenall juga :D
BalasHapus