Kesimpulan dari Kutipan, Catatan
Kaki, dan Daftar Pustaka
Dari materi dan contoh-contoh penulisan catatan kaki, kutipan, dan daftar
pustaka di atas, dapat kita simpulkan bahwa ketiganya memiliki keterhubungan
satu sama lain. Penulisan kutipan dapat berupa catatan kaki, begitu pula
sebaliknya seperti contoh berikut (buku Sejarah Para Khalifah halaman):
“Hulagu Khan membunuhnya dengan lebih bengis setelah lebig dulu menitisnya atas penghianatan
terhadap orang yang lebih memberinya kenikmatan yaitu sang Khalifah”.
“Hulagu Khan membunuhnya dengan lebih bengis setelah lebig dulu menitisnya atas penghianatan
terhadap orang yang lebih memberinya kenikmatan yaitu sang Khalifah”.
Secara umum, contoh diatas adalah berupa kutipan yang diambil dari buku
Sejarah Daulat Abbasuyah jilid III halaman 308. Namun secara penulisan dan
penjelasan tentang “dengan penyesuaian bahasa seperlunya” merupakan catatan
kaki. Jadi, dapat dikatakan bahwa kutipan merupakan bagian dari catatan kaki
itu sendiri.
Selain itu, mengutip dari suatu sumber kita harus menambahkan sumber
tersebut dalam daftar isi. Karena itu, sumber kutipan juga merupakan bagian
dari daftar isi.
Contohnya pada buku Sejarah Para Khalifah terbitan Pustaka Al-Kautsar mengutip sebuah kalimat dari buku Sejarah Daulat Abbasiyah jilid III halaman 308. Maka dalam daftar pustakanya dapat kita temukan :
Sejarah Daulat Abbasiyah III : Joesoef Sou’yb, Jakarta : Bulan Bintang, Cetakan Pertama, 1977 M.
Contohnya pada buku Sejarah Para Khalifah terbitan Pustaka Al-Kautsar mengutip sebuah kalimat dari buku Sejarah Daulat Abbasiyah jilid III halaman 308. Maka dalam daftar pustakanya dapat kita temukan :
Sejarah Daulat Abbasiyah III : Joesoef Sou’yb, Jakarta : Bulan Bintang, Cetakan Pertama, 1977 M.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar