Minggu, 26 April 2015
PHP Dasar
Membuat Input Data Menggunakan PHP
Buat codingan seperti dibawah ini pada dreamweaver ataupun editor lainnya:
Form1.php
<h3> Input Data Mahasiswa
</h3>
<form name="form1"
method="post" action="biodata.php">
<p>
NPM :
<input type="text"
name="npm" maxlength="8" size="8" />
<br />
Nama :
<input type="text"
name="nama" maxlength="30" size="30" />
<br />
Kelas :
<input type="text"
name="kelas" maxlength="5" size="5" />
<br />
<br />
<input type="submit"
name="submit" value="simpan" />
<input type="reset"
name="reset" value="hapus" />
<br />
</p>
</form>
Kemudian buatlah koneksi php seperti dibawah ini :
biodata.php
<?
$npm=$_POST['npm'];
$nama=$_POST['nama'];
$kelas=$_POST['kelas'];
echo"$npm";
echo"$nama";
echo"$kelas";
?>
maka akan muncul gambar seperti di bawah ini :
Sabtu, 25 April 2015
Tikus Nakal-
Tikus
Nakal
Malam
itu terjadi keributan heboh di rumah Mia, keributan itu membuat seisi rumah
harus terbangun karena teriakan Mia yang cukup histeris di malam itu. Tepatnya
pukul 01.30 WIB.
“
AAaaaaa!!!….teriak Mia”
“greek…greekk..greekk…
suara tikus di atas atap rumah”
“
Mamaaaaahhhh!!Papaaaa!!!!….help me!!”
Mendengar
suara itu mamah dan papah Mia pun terbangun.. mereka segera menghampiri kamar
Mia yang berada di pojokan ruang tamu. Mia tak mengetahui suara itu, Ia panik
dan ketakutan mendengar suara yang terus-menerus berbunyi dari atas atap
kamarnya.
“ada apa
Mia! Sahut mamah dari balik pintu”
Kemudian
Mia pun membuka pintu sambil menangis seperti orang yang melihat hantu.
“itu
mah…itu…ada itu mah diatas…(sambil gemetaran)”
“itu apa
Mia? Itu lampu?(tawa mamah)”
“mamah
malah ketawa!di atas loh ma…bunyi gitu! Mia takuut mah…takutt pah…(memeluk
mamahnya)”
“ah…paling
itu suaranya pak Joko penjaga pos ronda…hehehe. Sambung papah “
“loh koq
pak joko sich pah?kan hari ini pak Joko bukan giliran yang ngejaga pos di
depan. Jawab mamah”
“ohh..
papah lupa jadwal ronda minggu ini mah…(tersenyum)”
“mamah…papah…malahh
diskusi! Udah tau Mia lagi ketakutan..”
Kemudian
suara itu terdengar lagi…
“greeeekk….greeekkk….kikikikkkk…kikikik…(suara
gaduh tikus diatas atap kamar Mia)”
“itu
suara apa yah Pah? Tanya mamah penasaran”
“papah
juga gak tau! Baru kali ini papah mendengar suara semerdu itu di atap kamar
Mia!”
“tuh kan
pah suara itu ada lagi! Kita dah lama tinggal dirumah ini. Tapi belum pernah
mendengar suara gaduh seperti itu. Jelas Mia”
“mamah
juga gak tau sayang!.. mungkin saja itu suara kucing genting Mia.”
“(Mia
menarik nafas)”
“sudah
sebaiknya kita panggil pak ronda saja kesini, Mah!”
“suara
seperti itu juga nanti hilang Pah. Masa sampai di bawa ke pos ronda masalah
kecil seperti itu Pah! Jawab mamah tegas”
“loh
bagus dong Mah…biar diperiksa tuh.”
“Mia…Mia…kamu
pikir pasien apa di periksa…hahaha”
“(papah
cenge-ngesan)”
“(Mia
tertawa jengkel) mah bukan saatnya becanda..segera kita selesaikan masalah
ini.”
“yah…selesaikan
dengan kepala dingin.. sambung Papah”
“kepala
papah dingin yah?tanya mamah”
“haduh
mamah!! Maksud papah secara damai.”
“loh koq
damai Pah? Emangnya mau Demo BBM apa? Jawab Mia sambil tertawa”
Suasana
malam itu pun penuh dengan dialog tak jelas dari mamah dan papah Mia. Yang
membuat Mia jengkel, sehingga Mia meninggalkan kedua orang tuanya di kamar
tersebut. Mia pergi tidur dikamar orang tuanya tanpa sepengetahuan Mamah dan
papah Mia. Suara itu pun terdengar lagi ketika mereka berdua berdebat adu mulut
tak jelas.
“tunggu
Pah!”
“iah..”
“papah
dengar suara itu?tanya mamah”
“iah..papah
pernah dengar suara itu tadi.”
“pah Mia
mana??? Mamah panik mencari Mia di sudut kamarnya hingga kebawah kolong tempat
tidurnya.”
“tadikan
sama mamah di belakang!masa ia mamah makan anak kita.”
“mamah
juga merasa seperti itu pah! Tadi Mia ada dibelakang mamah…
“greeekkk….griiikkk…griikkk…kikikikikkk…(suara
tikus itu makin gaduh)”
“jangan-jangan
mah!”
“jangan-jangan
apa pah? mamah ketakutan”
“jangan-jangan
Mia di bawa kabur sama mahluk diatas atap itu mah!”
Merekapun
saling bepelukan ditempat itu sambil mendengar suara aneh diatas atap itu. Lalu
dari luar tedengar suara mengetok-ngetok pintu.
“pah ada
yang ngetok pintu dari luar tuh!”
“siapa
yah malem-malem gini getok pintu rumah kita mah! Jawab Papah dengan muka takut”
“gak tau
Pah… coba dibuka!”
“ahh…mamah
saja!papah tunggu di ruang tengah saja!”
“kalo
maling gimana Pah?? Ketakutan”
“gak
mungkin mau maling ijin dulu Mah.”
“aneh
yah pah… suara diatas atap tiba-tiba menghilang. (menatap kearah atap)”
“mungkin
sudah capek kali mah…hehehe”
“tok…tok…tok…(suara
mengetuk pintu)”
Mereka
berduapun kembali terkejut dengan suara dibalik pintu itu. Ada yang mengetuk
tapi tak ada yang menyahut. Mendengar suara riuh dari luar rumah, Mia pun
terbangun dari kamar papah dan mamahnya. Mia pun langsung membuka pintu kamar
orangtuanya dan segera menghampiri suara yang mengetuk itu. Sementara itu dari
sudut kamar Mia, Papah dan Mamah Mia hanya memandang Mia dari kejauhan karena
mereka ketakutan. Mereka berdua pun bingung dari mana Mia datang. Tanpa sadar
papah pun berteriak memanggil Mia. Dan Mia pun terhenti langkahnya untuk
membukakan pintu rumahnya itu. Mia pun kembali menghampiri kedua orang tuanya
yang masih berdiri tegap di kamarnya.
“ada apa
sih pah?? Tanya Mia setengah sadar”
“kamu
dari mana nak??”
“dari
rumah pah.”
“maksud
papah koq bisa muncul dari arah kamar papah?”
“iah
lah! Mia dari tadi dikamar papah sama mamah. Itu ada yang ngetuk pintu kenapa
gak dibuka pah.”
“jangaaan!!bentak
mamah”
“loh
kenapa mah? Siapa tau pak Rt mah.”
“kalo
maling gimana?bisik mamah ke telinga Mia”
“tokkk…tokk…tok…tok..(suara
pintu kembali berbunyi)”
“tuh kan
ngetuk lagi tapi tak menyahut Mah!”
“gimana
ni pah? Jawab mamah ketakutan”
“buka
aja pah! Susah amat…kalo maling yah langsung kita hajar!tegas Mia”
“iah
juga yah… kadangg ide kamu bagus Mia!”
“hehehehe..Mia
anak papah”
“Mia
anak tukang takut… sambung mamah sambil tertawa”
“mamah
aja penakut! (melet)”
Mereka
pun dengan nekat akhirnya membuka pintu itu. Sebelum melangkahkan kaki kearah
pintu itu, mamah papah dan Mia mengambil peralatan yang bisa di gunakan untuk
memukul orang tersebut jika orang tersebut adalah maling. Karena yang ada hanya
peralatan dapur mau tidak mau mereka harus gunakan.
“tunggu
pah!!!”
Langkah
Papah dan mamah terhenti
“ada apa
lagi sih Mia??? Jawab Papah.”
“suara
yang diatas atap itu kenapa tidak ada lagi?”
“tadii
papah suruh diam sayang…(tertawa)”
“oohh..”
Sesampainya
didepan pintu mereka bertiga masih berdebat pelan untuk membuka pintu ini atau
tidak. 2menit berdebat akhirnya mereka membuka pintu rumah ini secara perlahan.
Lalu….
Lalu yang
mereka lihat adalah suara getok pintu dari tetangga samping rumahnya yang
memiliki kelainan pada suaranya. Alias bisu, hampir saja mereka bertiga memukul
tetangganya itu.
“hah??
Pak Bidi! Ucap mereka bertiga dengan keras”
“(pak
Bidi hanya menggelengkan kepala)”
“bikin
takut saja pak…hehehe”
“ah
papah ma emang takut..canda Mia”
“kamu
aja takut Mia!!”
Lagi-lagi
mereka bertiga berdebat adu mulut dihadapan pak Bidi. Sampai-sampai pak Bidi
tidak diijinkan masuk rumah. Tak lama kemudian penjaga pos ronda datang karena
melihat di depan pintu pak Tio ramai sekali.
“ada apa
ini saudara sekalian setanah air dan selingkungan! Ucap pak Dodi penjaga pos
ronda”
“diiiiaaaamm
anda!! Jawab mereka bertiga dengan nada keras.”
Mendengar
mereka bercekcok pak Bidi hanya menggelengkan kepala dan berusaha berbahasa
tubuh untuk memberi tau apa yang dibutuhkan pak Bidi kepada pak Dodi. Pak Dodi
tak mengerti maksud pak Bidi itu apa, ia kewalahan sampai pada akhirnya pak
Dodi teriiak.
“Tiiiddaakk!!!
Teriak pak Dodi”
Mia dan
kedua orang tuanya spontan diam dan terhenti berucap.
“Tidakkk
apa pak? Tanya Mia pada pak Dodi”
“Tidakkk
pahamm saya…”
“hahahahah
(tawa pak Tio)”
“Tanya
pada rumput samping rumah saya kalau tak paham pak Dodi. Ucap mamah melucu”
Kami pun
serempak tertawa terbahak-bahak.
“kalian
memang keluarga aneh! Sebentar berdebat, sebentar tertawa!”
“yang
aneh kan Pak Bidi, pak Dodi (Mamah tertawa kecil)”
“sudah-sudah…dari
tadi pak Bidi memanggil kita tuh Pah! Jawab Mia santai”
“memanggil??
Mana suaranya Mia? Jawab papah melucu lagi”
(mamah
dan Mia kembali tertawa)
Pak Bidi
pun berusaha berbahasa tubuh pada pak Tio, hanya Pak Tio yang mengerti maksud
pak Bidi itu apa. Perlahan suasana malam itu kembali sunyi karena lantunan
tanpa suara dari tubuh pak Bidi.
“papah
ngerti emang mah?bisik Mia pada mamah”
“ngerti
Mia. Dulu teman papahmu hampir semua sama seperti pak Bidi”
“waahh…mia
terkagum”
“apa
katanya Pak? Tanya pak Dodi”
“katanya
lampu rumahnya mati, dan kita disuruh membantunya. Tegas papah Mia”
“lampu
mati saja menjelaskannya panjang sekali..”
“saya
suruh dy mengulang lagi tadi pak Dodi…hehehe”
“dasarr
papah! Hobbynya ngerjain orang! Sambung mamah bicara”
“ah…mamah…dulu
juga papah sering kerjain suka tuh…”
Kali ini
mamah dan papah Mia kembali berdebat tentang masalah cintanya dulu, hingga
membuat Mia, Pak Dodi dan Pak Bidi kembali menunggu. Tanpa berpikir panjang pak
Dodi dan Mia lah yang membantu Pak Bidi, mereka bertiga pergi meninggalkan
kedua orang itu. Sesampainya dirumah Pak Bidi yang hanya beda 1 rumah dari
rumah Mia, mereka pun bergegas membantu Pak Bidi. Ternyata meteran pak Bidi
turun, sehingga membuat lampu rumah nya pak Bidi padam semua.
“hadauuhh…ini
aja sampai datang kerumah saya Pak.”
“kan
Bapak ini melihat lampu kamu nyala Mia, makanya Bapak ini menghampiri rumahmu.
Jelas Pak Dodi”
“iiah
sich! Tapi kan tetangganya yang lebih dekat ini juga lampunya menyala pak!”
“yah
mungkin karena pak Bidi lebih akrab dengan bapakmu..hehehe”
Selesainya
pak Bidi pun mengucapkan terima kasih kepada mereka berdua. Mia dan pak Dodi
pun segera beranjak dari tempat pak Bidi menuju rumah Mia. Dari 1 rumah sebelum
rumah Mia, mamah dan Papah Mia tampak masiih berdebat. Kali ini mereka adu
mulut soal anak.
“mamah…papah…”
“mamamahhh!papapah!
teriiak Mia”
Mereka
berdua pun terdiam.
“ ada
apa sayang? Jawab Mia”
“yuk
masuk rumah! Udah mau pagi ini. Gak enak nanti dilihat tetangga lainnya”
Mendengar
Mia berbicara akhirnya mereka masuk rumah dan berpamitan kepada pak Dodi selaku
penjaga Ronda saat itu.
Tidak
ada satu jam pun pagi sudah datang menyambut dari kejauhan. Keluarga pak Tio
pun bangun dengan mata masih tertutup tipis dan jalan pun masih lesu. Pagi itu
mereka kembali menjalankan tugas masing-masing, mamah Mia memasak dirumah, Pak
Tio pergi kekantor dan Mia berangkat kekampus.
“uhh…masih
ngantuk mata Mia, mah….”
“papah
juga…”
“mamah
juga…”
“semuanya
berawal dari suara aneh itu pah! Lalu menyambung ke suara pintu rumah. Dan
ternyata yang mengetuk adalah pak Bidi”
“iiah
sayang…jawab papah”
“suara
gaduh itu kenapa gak bunyi lagi yah Mia? Tanya Mamah”
“gak tau
Mah…bagus lah kalo gak bunyi lagi!”
“nanti
suruh orang periksa atap kamar Mia, mah!”
“siapa
yang kita suruh pah?…”
“mamah
carilah siapa..papah kan kerja”
“iiah
nanti mamah cari pah!”
Selesainya
sarapan pagi mereka pun pergi beraktivitas sesuai dengan aktivitas mereka.
Sementara papah dan Mia pergi, mamah segera mencari orang tuk memeriksa atap
rumah itu. Satu jam mencari, akhirnya mamah pun menemukan orang itu. Sebut saja
namanya Pak Joni! Seorang yang berkerja dibidang reparasi rumah. Mamah pun
menyuruh pak Joni kerumahnya nanti sore.
Sorepun
tiba..
Mia dan
papah sudah pulang dan tiba dirumah secara bersamaan, setelah beberapa menit
pak Joni pun tiba didepan pintu rumah keluarga pak Tio. Dan Miapun membukakan
pintu rumahnya itu dan menyuruh pak joni masuk.
“ayo
silahkan masuk pak. Ucap Mia dengan ramah”
Pak joni
pun duduk di sova ruang tamu, dari sebelah kanan datanglah papah Mia yang baru
saja selesai mandi.
“Tio
(sambil berjabat tangan dengan pak Joni)”
“Joni”
“bapak
yang dipanggil isteri saya untuk memeriksa atap rumah kamar anak saya?”
“ohh…tentu
saja pak”
“maaf..sebelumnya
status bapak apa ya?”
“ohh…saya
single pak..hehehe masih 26 tahun pak”
“maksud
saya pekerjaan anda.”
“ohh…saya
seorang reparasi rumah pak di gang Delphia”
“ohh…kira”
berapa lama ya mas?”
“baru 2
tahun lamanya saya menetap di gang Delphia pak!hehehe”
“bukan
itu, mas. Maksud saya periksa itu atap rumah kamar anak saya berapa
lama.(jengkel)”
“ohh…itu
gak perlu waktu lama pak! Paling 2-3jam selesai”
“buseet…lama
amat. Periksa orang aja Cuma 10 menit paling lama! Ini kan Cuma ngecek aja mas!
Sambung mamah sambil membawa 2gelas minuman dingin”
“kebetulan
bu, saya lagi haus…hehehe”
“mamah
gak salah nyari orangkan? Bisik papah ”
“enggak
kok pah…”
“ngomong-ngomong
saya bisa lihat lokasi kamar putri bapak?”
“ohh…iah
saya antar kan!”
Pak Tio pun
mengantarkan Pak Joni menuju kamar Mia. Kebetulan saat itu Mia sedang bermain
ditaman bersama kucing peliharaannya.
“dimana
suara itu terdengar pak? Tanya Joni”
“diatas
atap bagian sana mas..(sambil menunjuk atap kamar Mia sebelah sudut kiri)”
Bergegas
lah pak Joni memeriksa atap rumah kamar Mia tersebut.. setelah beberapa menit
mencari sumber tersebut ketemulah suara itu dan ternyata itu adalah suara gaduh
tikus nakal yang membuat pak Tio dan sekeluarga panik semalam hingga tak bisa
tidur karena ketakutan.
“bagaimana
mungkin tikus ada diatas atap! Teriak pak Tio dari bawah atap”
“bisa
saja pak! Didunia ini apa sih yang gak mungkin. Suara bapak saja bisa koq
ditaruh diatas atap ini. Teriak pak Joni dari atas atap”
“lalu
bagaimana cara membuat pergi tikus itu mas?”
“gampang
pak!! Pelihara saja kucing diatas atap rumah bapak, jadi aman kan?”
“betul
juga yah, dengan begitu tikus itu akan lari ketakutan dan keluar dari atap
rumah saya!”
“yah…lalu
bapak punya kucing?”
“saya
punya isteri saya aja mas!”
“(tertawa
dari atas atap rumah) kalo begitu isteri bapak saja letakkan diatas atap
ini!hehehe”
“nanti
saya tidur sama siapa mas?”
“cari
lagi…(ketawa)”
“benar
juga yah,,, isteri saya kan cerewet jadi mending ditaruh diatas atap rumah Mita
saja ( bicara sendiri )”
Lalu tak
disangka mamahpun mendengar gumelan suaminya itu dan menjewer suaminya itu.
“bagaimana
mau tak pak! Ucap joni masih dari atas atap”
“bagaimana!bagaimana!bagaimana
kepalamu! Jawab mamah dari bawah “
“hahahaha….”
“pah
bagaimana kalo kucing Mia kita letakkan diatas atapnya? Tanya mamah”
“hmmm…tanya
Mia dulu mah”
Mamah
pun menghampiri Mia yang masih asyik mengelus-elus bulu kucing kesayangannya
itu.
“Mia…”
“iiah
mah?”
“mamah
bisa pinjam kucing mu?”
“buat
apa mah?”
“buat
diletakkan diatas atap rumah sayang.”
“loh??kenapa
enggak ditangkep aja mah?”
“masalahnya
banyak sayangg,,, nanti setelah 2 hari hewan itu gak muncul baru Pussi kembali
ke kandangnya lagi”
“memangnya
hewan apa mah?”
“kingkong
sayang!”
“hah? “
“yah
tikuslah Mia sayang! Nanti Pussi kan bisa makan itu tikus “
“loh
kalo Pussi sakit makan tikus bagaimana mah?”
“mana
mungkin sakit! Kucingkan suka tikus sayang.”
“ ahh
siapa bilang! Itu buktinya ada kucing yang makanannya cewe seksi!”
“itu mah
kucing garong sayang!”
“benar
Pussi gak akan kenapa-napa mah?”
“ benar
sayang! Percaya sama mas Joni tuh.”
“loh koq
mas Joni mah? Kan mamah yang suruh!”
“bukan
mamah tapi tukang reparasi itu!”
Setelah
cukup lama berbicara akhirnya Mia mengijinkan kucingnya diletakkan diatas atap
rumah selama 2 hari lamanya.
“lama
amat ijinnya mah!”
“hehehe,
si Mia bacot pah.”
“ada
kucingnya pak?”
“ada
mas…”
Pak Tio
pun memberikan kucing itu pada Pak Joni dan meletakkannya selama 2 hari lamanya
di atas atap rumah Mia. Setelah menyelesaikan tugas tersebut Pak Joni pun
segera turun.
“terimakasih
loh mas sudah mau menbantu saya.”
“iiah
sama-sama pak!”
“saya
boleh mintak segelas air dingin bu?”
“ohh
boleh, anda duduk saja di ruang tamu bersama suami saya.”
Selesai
bercakap-cakap dengan tukang reparasi rumah itu akhirnya pamitlah pak Joni. Dan
sekarang atap kamar Mia tidak adalagi suara gaduh dari tikus nakal tersebut
serta suara aneh dari tikus nakal diluar sana seperti pak Bidi dan Pak Dodi
namun yang ada hanya perdebatan antara Mamah dan Papah serta Mia. Rumah pun
kembali nyaman dan tenang, Mia dan keluargapun kembali tidur dengan nyenyak.
Sementara kucingnya Pussi malah kekenyangan kabanyakan memakan tikus di atap
kamar rumah Mia tersebut.
by : wenny srivera
Jumat, 03 April 2015
Langganan:
Postingan (Atom)