welcome


Sabtu, 18 Februari 2012

Kado Spesial


Kado Spesial

Jam beker mulai berbunyi…
(kring…kring…kring) nada jam beker tersebut terulang di telinga Dara, Dara pun terbangun dipagi yang masih berembun dan berkabut. Dy pun mencoba membuka matanya yang kecil tersebut untuk segera beranjak dari tempat tidurnya yang berwarna merah maroon tersebut. Dara sebut saja nama gadis itu Dara, Ia kuliah disebuah universitas negeri di bandung jurusan psikolog.
“uhh…cepat banget sich dah pagi aja! (mengusap matanya yang masih tertutup)”

Dara pun melangkahkan kakinya keruangan gelap dirumahnya! Tak salah lagi ruangan itu adalah ruang tengah tempat biasa Dara menghabiskan waktu liburnya sambil menonton tv ataupun video favoritnya. Ia berbaring diatas sofa berwarna coklat empuk itu sambil memejamkan matanya sebentar saja. Ketika ingin memejamkan mata hp Dara bergetar, terlihat ada pesan masuk ke hp nya. Namun Dara menghiraukan sms itu, Ia pun kembali mencoba memejamkan matanya walau hanya 5menit saja. Tak lama mamah pun bangun dan menghampiri Dara pada saat itu.

“Dara….!bangun!sudah jam berapa ini…teriak mamah”
“aduuh mamahh… masih pagi buta ini”
“pagi buta gimana? Ini sudah jam 6 sayang…”
“haah??!! Dara terkaget”
“cepat mandi sana,!”
“iiahh…iiahh mah.. (sambil lari menuju kamar mandi di belakang ruang tengah rumahnya)”
“habiis itu sarapan ya sayang! Teriak mamah dari ruang makan”

Dara pun bergegas bersiap-siap berangkat kekampus, Ia pun segera sarapan sepotong roti dan segelas susu cokelat. Setelah itu Ia berpamitan pada kedua orangtuanya.

“mamah..papah.. Dara pamit yah!”
“iiah sayang! Hati-hati yah!..ucap mamah tersenyum”
“(Dara tersenyum)”

Setengah jam Ia lalui dengan sepeda motornya menuju kampusnya tersebut, Darapun segera menghampiri kelas prakteknya tersebut dengan nafas terngah-engah akibat naik tangga.

“huuuhh…(menarik nafas)”
“habiis lari, Ra? Tanya Lina salah satu sahabatnya”
“enggak! Habis berenang, Lin..hehehe”
“koqq gak basah sih?”
“berenangnya ditrotoar jalan (tertawa)”

Tak lama setelah mereka bercengkrama, datanglah dosen pengajar mereka. Dosen praktek ini suaranya keras, mukanya sangar dan suka menggertak serta menghukum mahasiswa yang terlambat. Itu sebabnya Dara bangun pagi sekali jika ada ujian praktek.
(tik…tok…tik…tok…) jam dinding kelas berbunyi perlahan, suara anak sekelas diruang praktek saling bersahutan. 1 jam praktek pun kami lalui, hingga tiba saatnya untuk istirahat!

“akhirnya udahan juga ini praktek, Lin!”
“hahahaha… aku sumpek didalem tadi”
“iiah sama…mana dosennya galaknya pintak ampun..hehehe”
“(tersenyum) kantin yuk! Laper nich. Ajak Lina”
“ayuk… cacing diperut aku juga udah pada stress…hehehe”
Mereka berdua pun beranjak dari ruang praktek menuju kantin yang ada tidak jauh dari kampus mereka.
“Ra…”
“apa? (sambil meminum secangkir jus segar)”
“gimana?dah selesai ngejomblonya?”
“(tersendak)”
“hehehe… sorry aku Tanya ini.”
“enggak apa-apa koq… dari dulu kan aku jomblo, Lin!”
“dari dulu? Dari semenjak ditinggal pergi sama Reza mungkin.hehehe”
“yah gitulah!...”
“kamu kan udah 2bulan ngejomblo! Masa belom dapet juga?... bukannya kamu gak betah jomblo lama-lama, Ra?”
“iiah sih, sebenarnya ini aku nahan-nahan, Lin!... tapi mau gimana lagi. Mana ada yang mau sama cewek super susah bangun kayak aku ini…hahahaha”
“enggak ada yang gak mungkin didunia ini! Orang jelek aja bisa dapet orang cakep! Yah gak??...”
“bener juga sih kata-katamu itu! Tapi mau cari dimana cowo yang mau sama aku?”
“di pasar banyak…hahahaha”
“tukang sayur kali dipasar mah!...”
“aku bingung ni,Lin”
“bingung kenapa?”
“seminggu lagi ulang tahunku yang ke 20. Tapi aku belum sama sekali dapet pasangan…”
“hahaha… itu aja koq bingung! Bikin pengumuman aja dikampus! Isinya tentang pencarian sang kekasih”
“hah? Sayembara gitu?”
“yah semacam itu lah!hehehe”
“ihhh…gak mau ah! Berharap aja aku dapet kado special nanti (sambil menghayal)”
“hahaha… palingan kado spesialnya si Tian anak nyebelin yang suka ganggu kamu itu.”
“what? Tian? (tertawa terbahak-bahak)”
Spontan Tian orang yang sedang mereka sebutkan datang dan tiba-tiba menghampiri meja makan mereka berdua. Dara dan Lina pun mendadak diem.
“makan tuh!hehehe ( cetus Lina )”
“eh.. lo kuda betina! Hahaha”
“eh… mulut iblis! Bisa gak sih lo jangan muncul dihadapan gue sama sahabat gue! (berdiri sejajar dengan Tian)”
“wah…wah… bahasa lo jadi beda yah!hehehe. slow aja kuda betina, gue kesini Cuma mau numpang makan sama lo dan sahabat lo ini!”
“kalo sama lo ogah gue pakai bahasa formal! Loh kan meja kosong masih ada iblis..”
“tapi gue maunya yah disini!hehehe”
“udah-udah! Jangan adu mulut disini! Malu tau dilihatin anak-anak jurusan lain…(lerai Lina)”
“hah? Berantem? Siapa juga yang mau debat mulut sama mulut iblis kaya lo.”
“ihh… gue juga ogah.”
“udah duduk kalian berdua! Teriak Lina marah”

Mendengar Lina marah dan teriak Dara dan Tian pun segera duduk. Tian yang pada saat itu belum makan, akhirnya memesan sepiring nasi serta lauk-pauk dan segelas jus, Ia makan di hadapan Dara dan Lina.

“hahaha… makan aja musti di hadapan gue, lo! (ejek Dara)”
“yey… geer banget lo! Gue mau makan di mana kek!... itu bukan urusan lo tau!”
“emang bukan urusan gue! Tapi gue ngerasa keganggu gitu!...hahaha”
“ohh… meudh makan Lina. (tersenyum pada Lina) dan meudh makan Kuda betina!!”
“ihh…(jengkel)”

Tian pun akhirnya makan bersama Dara dan Lina, setelah selesai makan Tian dan Dara kembali adu mulut. Keduanya saling mengejek dan menghina. Hingga tiba saatnya mereka beranjak dari kantin saja masih saling adu mulut. Adu mulut terhentikan pada saat sampai di dalam kampus, karena kelas mereka berbeda.

“akhirnya gue pergi juga dari hadapan lo!”
“hahaha… jangan kangen sama gue loh (ejek Tian)”
“ihh… ogah banget gue kangenin lo mulut iblis!!...”
“(tersenyum) lalu meninggalkan mereka berdua”

Dara dan Lina pun masuk kekelas, saat itu adalah jam mata pelajaran bahasa inggris. Bukannya mendengarkan dosen mereka malah bercakap-cakap soal masalah dikantin tadi, hingga waktunya keluar kampus. Dara sempat menceritakan kekesalannya tadi pada Tian. Namun Lina sahabatnya itu hanya tersenyum mendengarkan curhatan sahabatnya itu.

“hati-hati tar suka loh…hehehe, ceplos Lina”
“hahahaha… aku gak mungkin suka sama cowok nyebelind dan ember gitu.”
“iiah sekarang mah enggak! Tapikan waktu bisa mengubah segalanya.”
“ahh… apa sih kamu.”
“okey… sampai disini dulu pembicaraan kita! Kamu pulang bawa motorkan?.”
“iiah, Lin! Mau bareng?”
“ gak perlu, Ra… aku naik angkutan aja.hehehe”
“siip…hati-hati yah!”
“ok”

Mereka pun berpisah arah…
Dara yang pada saat itu belum mau pulang kerumah, ia pun jalan-jalan sore ke Mall yang tidak jauh dari kampusnya. Ia sedang iseng mencari-cari baju dress yang ingin dibelinya dan digunakannya pada pesta ulangtahunnya nanti. Setelah satu jam berkeliling, Dara menemukan dress berwarna merah hati yang panjangnya selutut Dara. Dress itu amat cocok pada tubuhnya yang ramping serta desainnya yang simple dan glamour. Setelah melihat dress itu, Ia segera beranjak dari tokoh baju itu menuju ke toko  sepatu. Beberapa melangkah, Ia pun berpapasan dengan Tian yang pada saat itu sedang mencari sebuah kado. Mereka pun saling terhenti.

“lo lagi….lo lagi!.... kenapa sih sehari aja gue gak jumpa muka lo itu bisa kan!...”
“lahh… gue juga gak mau kalo harus ketemu muka nyebelin dan sok manis lo itu (melet)”
“apalagi gue! Hahahaha”
“ehh…berisik! Lo pikir ini dirumah nyokap lo apa! Bisa kali lo pelanin suara lo itu!”
“yah…yah…yah…”
“dari pada rebut, mending ikut gue makan eskrim yuk! (sambil menarik tangan Dara)”
“ehh…ehh... gue gak mau Tian (berusaha menghentikan langkahnya)”
“udah jangan nolak…hehehe”
Tian pun mengajak Dara pergi makan eskrim disebuah kantin eskrim didalam Mall tersebut.
“ngapain sih lo ajak gue makan eskrim segala!”
“udah jangan marah-marah bisa kali!... gue Cuma sekedar mau ajak lo aja!..”
“iiah… ok, gue gak marah-marah lagi.”
“nah gitu dong…kalo lo gak marah gini kan jadi seneng gue nya.”
“hah? Maksud lo?”
“hahahaha… gak apa-apa… udah dimakan eskrimnya! Tar cair gak enak…hehehe”
Mereka pun asik menyantap eskrim tersebut sambil berbincang-bincang dan tertawa. Tian dan Dara terasa akrab pada saat itu, mungkin karena eskrim tersebut menyejukkan hati dan pikiran mereka berdua..hehehe.
“Ra….”
“hmm…”
“(tersenyum) itu celemotan cokelatnya! (menunjuk kea rah bibir Dara)”
“mana?? Disini bukan?”

Spontan Tian pun mengelap bibir Dara yang belepotan itu dengan sehelai tissue di tangan Tian. Dara pun merasa deg-deg an tidak jelas. Ia pun langsung membentak Tian secara tiba-tiba saat itu. Namun Tian tak menghentikan langkah tangannya tersebut, dan kali ini Dara dibuatnya terpesona..hehehe

“lo bisa kali bilang! Gak usah pakek perhatian gini.”
“(tersenyum)”
“kenapa lo senyum kayak iblis gitu?”
“habis lo lucu kalo makan eskrim…hehehe”
“ohh… jadi lo ngatain gue gitu?”
“hehehe… yah enggak! “
“hmm…”
Terdiam dan saling menatap….
“pulang yuk! Ajak Dara.”
“woyy!.... lanjut Dara berbicara”
“(tersenyum) iiah…”
“lo kesambet iblis yah?”
“iiah kayaknya!...”
“pantes…”
“hahahaha…. Dasar kuda betina (mengelus rambut Dara)”
Ohh Tuhan… Tian seromantis ini kah (ucap hati Dara saat itu)…
Mereka berdua pun bergegas pulang, karena hari itu sudah tampak larut. Tepatnya pada jam 19.25 menit.
Sesampainya di rumah Dara.
“ehemm… pulang malem kamu?”
“hehehe… iah mah”
“dari mana, Ra?”
“tadi… Ra jalan-jalan ke Mall mah cari dress buat hari raya ultah Ra yang ke 20 nanti. Sabtu kita ambil yah mah!..”
“ohh… iiah sayang! Udah sana anak mamah mandi dulu sanah! Bau tau…hehehe”
“iiah mah…”

Keesokan paginya Dara berangkat agak siangan, karena hari ini tidak ada jam praktek. Seperti biasa sebelum dosen datang Dara dan Lina saling curhat, Dara pun menceritakan kejadian Sore kemarin ketika Ia jalan-jalan ke Mall. Mendengar itu Lina tertawa keras, ternyata dugaanya benar selama ini. Namun Dara membantahnya, menurutnya hal seperti itu belum bisa atau pantas di ajukan jempol.
Kali ini mata kuliah dikelas mereka hanya 2 materi, jadi tidak ada istirahatnya, keluar dari kelas tersebut tiba-tiba seseorang lelaki muncul di balik pintu kelas mereka, lelaki itu wajahnya membelakangi mereka berdua. Ketika Dara keluar lelaki itu memanggil Dara. Dara pun terkejut, Ia tidak tau siapa lelaki itu. Yang jelas lelaki itu menghampiri Dara yang pada saat itu ingin mengambil motornya diparkiran.

“Raa!!.... teriak lelaki itu”
Langkah Darapun terhenti…
“siapa yah? Tanya Dara heran.”
“ohh… kenalin aku Vino (sambil menjulurkan tangannya pada Dara)”
“ohh… Vino! Ada apa yah?”
“boleh kenal sama kamu manis?”
“hah? Manis? Hehehe… iiah boleh saja koqq…”
“makasi sebelumnya! Aku anak electro. Kamu Dara anak psikolog kan?”
“koq tau? Hehehe”
“apa sih yang gak aku tau!... aku kan anak paling tenar di kampus ini!”
“ohh yah?? Koqq aku gak tau yah?...hehe”
“yah mungkin kamu jarang buat tau info dikampus ini!”
“hehehe…ya begitulah”
“sabtu ada acara gak?”
“hmmm… gak tau! Emangnya ada apa yah?”
“mau ajak kamu nonton. Bisa??”
“lihat nanti yah!... soalnya aku gak tau planning sabtu tar.”
“hmm… ok  lah (tersenyum)”
Tiba-tiba…
Tian lewat dihadapan mereka berdua, dan berusaha mengganggu percakapan mereka di depan madding gerbang kampus.
“wah…wah…wah…(sambil menggelengkan kepala)”
“kenapa lo? Sahut  Vino”
“enggak apa-apa! Udah selesai bicaranya?”
“urusan lo apa kutil?!!...hahaha”
“enggak ada sih! Cuma gue punya urusan sama cewek ini!”
“siapa lo ampe punya urusan sama Dara?”
“bacoot lo yah!”
“udah-udah! Kalian kayak anak kecil aja berantem disini!...”
“yah gue gak suka aja lo sama dy ngomong, kuda betina (tersenyum)”
“urusan lo apa!?... Dara aja enggak merasa keganggu koqq.!”
“huft… (Dara menarik nafas dan kemudian menarik tangan Tian menjauh dari Vino)”
“bisa gak sih lo jangan muncul dihadapan gue! Tegas Dara.”
“aku Cuma gak mau kamu bergaul sama playboy kaya Vino itu, Ra!...”
“tau dari mana kamu dy playboy! Gak usah sok tau dan peduli sama gue! Paham….”
“aku tau! Karna dulu SMA  aku sekelas dan sempat temenan sama dy, Ra!...”
“itu kan SMA!! Lo pikir seseorang itu gak bisa berubah apa!”
“yah tapiikan…..”
“udalah! Lo jangan membual lagi! Karna gue gak suka!... (Darapun meninggalkan Tian dan menghampiri Vino yang masih berdiri di depan madding )”
“gimana? Udah selesai? Tanya Vino”
“udah koqq… maafin dy yah! Hehehe”
“ohh… enggak apa-apa!... aku tunggu kabarnya yah, Ra.”
“iiahh (tersenyum)”
Sesampainya dirumah…
“bingung dueh sama sifatnya Tian tadii… kenapa dy gak suka aku deket sama Vino! Lalu kenapa tadii bahasanya gak kasar sama aku?? Aduhh… Tuhan aku galau… (ucap dalam hatinya)”

Hp Dara pun bergetar, ternyata ada telpon masuk ke hp nya. Tidak lain lagi itu telpon dari Tian, Dara tidak mau mengangkatnya, Ia pun merijek  tiap kali Tian menelpon. 6 kali Tian berusaha menelpon, akhirnya Dara mengangkatnya.

“ada apa lagii sih, Tian!...”
“maafin aku yah soal tadi siang dikampus, Ra!...”
“ ya Tuhan… Tian minta maaf? Baru kali ini aku denger Tian pintak maaf seperti itu. (lamunannya dalam hati)”
“hallo… Ra… kamu masih disitu kan?”
“ohh… iahh…”
“hmm… kamu maafin aku gak ,Ra?...”
“iiah aku maafin koqq…hhehe”
“makasii yah…”
“iiah….”
“yah udah, kamu jangan lupa makan yah! Tidur yang cukup… tar sakit akunya kesepian…hehehe”
“hah? Kesepian? Maksudnya?”
“khan kalo kamu sakit, aku gak bisa ledekin kamu…hehehe”
“tau ahh… nyebeliin lo!...”
“hehehe… yah udah inget pesan ku yah… beyy and see you!..”
Tutt…tutt…tutt… telpon pun terputus. Dara kembali melamun, dy heran akan sifatnya Tian akhir-akhir ini padanya.
Ia pun terus berpikir dan berpikir, sehingga membuatnya ketiduran di atas kasur empuknya itu.

Pagi itu pun tiba, pagi itu matahari cerah sekali, secerah harinya saat ini. Karena hari ini kampus libur, Darapun mengajak mamah ke Mall untuk membeli baju tersebut. Dara sengaja mempercepat hari untuk membeli dress tersebut, karena takut dress tersebut diambil orang…hehehehe
Mereka pun pergi…
Sesampainya di Mall, Dara bertemu Lina yang pada saat itu sedang mencari kado untuk sahabatnya itu, namun Dara tidak mengetahui tujuan Lina ke Mall.. merekapun sempat bercakap-cakap sebentar, setelah itu Dara dan mamah kembali berjalan menyusuri tokoh baju tersebut…
Dan akhirnya sampailah mereka, Dara pun segera mengambil dress tersebut dan membelinya. Selesai membeli dress tersebut Dara mengajak mamahnya untuk makan siang, ditempat itu Dara bertemu dengan Tian yang pada saat itu sedang mengajak adik-adiknya makan-makan. Namun sayangnya Tian tak menoleh pada Dara, melihat keakraban dan kedewasaan Tian bersama adik-adiknya, Dara pun tersenyum. Mamah heran melihatnya,

“kamu lihat siapa,Ra?”
“hah? Kaget”
“kamu lihat siapa??”
“gak ada koqq mah…hehehe”
“tapi koq senyam-senyum sendiri??”
“gak ada apa-apa koq mah, udah yuk dilanjut lagi makannya.”
Setelah beberapa menit makan Dara dan mamah pun beranjak pulang pada saat itu. Namun sayangnya Tian belom pulang. Dara mau menghampirinya, tapi takut mengganggu. Akhirnya Dara terpaksa pulang..

Hari demi hari pun Dara lalui…
Tian pun mulai berubah sifatnya terhadap Dara, Ia sering memberikan perhatian dan sapaan jika bertemu dikampus. Ini membuat Dara semakin penasaran, namun Tian tidak pernah menyerah untuk mendapatkan Dara. Yah walaupun Dara belum meresponnya, namun suatu saat nanti dy pasti merespon semua sifat Tian. Lina pun tau bahwa Tian benar-benar suka sama Dara, Ia pun berusaha membantu Tian untuk meluluhkan hati sahabatnya itu. Lina mengajak Tian untuk hadir ke pesta ulangtahunnya Dara yang ke 20, Lina memberitahukan pada Tian untuk member i kado special ucapan cinta dari Tian pada sahabatnya itu. Mendengar idenya Lina, Tian pun setuju. Ia kemudian merencanakan dan mempersiapkan apa saja yang harus dy persiapkan untuk pesta ulangtahunnya Dara.
Sementara itu ajakan nonton Vino pada malam sabtu itu ditolak mentah-mentah sama Dara. Karena Ia sudah mengetahui busuknya lelaki itu, ternyata benar bahwa Vino adalah lelaki playboy dikampus, untung saja Dara bukan gadis yang gampang menaruh perasaan suka pada seorang lelaki.
Dan hari itupun tiba, dimana hari itu adalah hari special buat Dara. Karena ulangtahunnya yang ke 20 ini selain usianya bertambah, ia pun bisa menjadi pribadi yang kuat dimata keluarga serta sahabatnya. Dara masih mengharapkan ada kado special saat hari indah itu, namun itu tidak mungkin. Karena dy tau bahwa Tian tidak mungkin datang kepestanya itu.

“hy…sahut Lina”
“lina…hehehe. Datang juga yah kamu”
“kan kamu ngundang aku, gimana sih…”
“hehehe… lupa aku”
“selamat ulangtahun  yah sahabat kecilku”
“iiah… (tersenyum)”
“Tian mana yah? Lanjut Dara berbicara”
“ciie…ciee yang nyariin…hahaha. Kan kamu gak undang dy. Jadi dy mana tau..”
“hmm… aku pikir kamu ajak, Lin…”
“hehehe… yah udah aku kesana yah!”
“ok! Dinikmati yah pestanya (tersenyum)”

Dara pun masih menunggu kedatangan Tian, yah walaupun ini tidak mungkin.
Dan sampailah tiba saatnya Dara meniup lilin yang berangkakan 20 tahun itu sambil mengucapkan wish pada saat itu. Diwaktu lilin selesai ditiup, dari kejauhan terdengar suara nyayian selamat ulang tahun. Dara tidak mengetahui suara itu berasal dari siapa, namun ketika semakin dekat ternyata suara itu adalah dari Tian yang selama ini Ia tunggu kedatangannnya di pesta ulangtahunnya itu.

Tian pun memberikan supprise pada Dara, Ia menyayikan lagu cinta pada Dara saat itu dan mengutarakan isi hatinya saat itu. Dara pun terpaku melihat Tian berkata seperti itu, ternyata kado spesialnya itu terwujud dimalam yang indah itu. Dimana Tian menembak Dara, dan menjadikan Dara sebagai kekasihnya.

“Ra,,, mauhkah kamu menjadi pasanganku?”
Dara tersipu malu…
“iiah aku….”
“akuu… mau Tian…”
“serius kuda betina?”
“iiah aku serius mulut iblis…(tersenyum malu)”

Malam itu menjadi malam terindah sekaligus kado terindah bagi Dara, ternyata tanpa Ia sadari Tian lah yang terbaik untuknya! Yah walaupun terkadang suka bikin jengkel, namun sifatnya itulah yang membuat Dara semakin penasaran padanya. Sampai pada akhirnya Dara mengetahui perasaan Tian selama ini padanya…




“trimakasihh Tuhan untuk kado special terindahku yang kau berikan!! Teriak Dara…”

Kembalikan Senyumku Tuhan…


Kembalikan Senyumku Tuhan…

Synopsis tentang aku : namaku Ditha Pranata.. biasa di panggil Tha-tha, aku terkenal sebagai anak yang ceria di lingkungan sekolahku ohh yah aku ini punya hobby yaitu menulis sebuah puisi,hehehe. Rambutku panjang sepundak ya agak ikal dan berwarna hitam tubuhku kurus tinggi dan kulitku sawo mateng, hehehe. Sekarang aku sudah berumur 14 tahun. Aku sekolah di SMP 01 Kartini., aku juga mempunyai 2 orang sahabat kecil ku yang menyayangiku namanya Lidya, dan Tifany..mereka selalu membuat ku tersenyum lepas ketika aku menangis…

Pagi itu mentari tampak cerah seindah senyumanku. Kusapa mamah papah yang sudah standby dimeja makan bundar diruang tengah kecil rumahku..
“ pagi mah..pagi pah..”
“pagi sayangg..sarapan dulu tha”
“gak mah, tha mau buru-buru, hari ini ada praktek biologi mah. Tha juga belom belajar..hehehe”
“minum susunya dulu tha..”
“iiah mah..”

Aku pun melangkahkan kakiku keluar rumah dan mengucap salam pada mamah papah tuk pergi sekolah. Aku selalu senang bila sudah berangkat menuju sekolah, menurutku sekolah itu rumah ke 2 aku.. Ingin rasanya aku tetap ceria seperti ini Tuhan (pintaku dalam hati) namun ketika penyakit ini kambuh lagi, senyum dan ceriaku seakan hilang bahkan mati (renungku sepanjang jalan).

“doooorr…”
“(kaget) huuhh… kamu kenapa sich selalu ngagetin aku dar belakang!!..”
“waw..marah-marah sich kura-kura betina..hehehe”
“bisa gak sich jangan bilang aku kura-kura!”
“hahaha..bisa. kalo gitu aku panggil siput jelek aja yah…hehe”
“puass kamu katawain aku dhi!!”
“eh..eh..kamu marah tha? Maaf atuh tha…kamu kenapa dari tadi melamun mulu?”
“yah aku maafin.. gak apa-apa koq dhi… tumben kamu lewat sini!..”
“sepedaku lagi rusak tha..hehe. kamu sendiri aja tha jalan kesekolah? Apa gak capek tha jalan kayak gini? Kenapa gak naik angkutan umum or sepeda gitu tha? Kan lumayan jauh juga…”
“(jengkel) bisa gak sih kamu ngomong pakek titik sama koma.. biar sehat makanya jalan kaki. Kenapa sepedamu?”
“ kan aku bilang rusak sipuut jelek…(sambil mencubit pipi tha-tha)”
“ihh..apaan sich pakek cubit segala, sakit tau!!.. “
“hahaha…biarin!.. tha nanti ikut jalan-jalan OSIS gak?”
“emang mau kemana?”
“ke rumah ku…(melet)”
“(mengijak kaki didi)”
“uhh!!sakiit tha…”
“biariin, habis dari tadi cari masalah mulu sama ku (melet)”
“(tersenyum)”
Sepanjang jalan menuju sekolah, kami mengobrol dan saling tertawa satu sama lain. Hatiku yang sempat sedih mulai tersenyum kembali ketika Didi tersenyum di bola mata kecilku ini.
“eh..eh.. si tha-tha bareng si dhi-dhi….hehehe”
“tau tuh aku nemu anak ini ngemis minta-minta, makanya aku ajak karena aku iba lihatnya…(tertawa lepas)”
“seneng yah kalo ngeledek aku yang ganteng ini..hehehe”
“(woooo…oooo….) ledek kami bertiga”
“mukamu kenapa pucet gitu tha?tanya lidya”
“ahh masa?? Mungkin karena belom sarapan kali”
“hahaha..males dandan jadi gitu mukanya,sambung didi”
“yuk masuk lab tha,lid..(ajak Tifany)”
“okeh..sampai jumpa nanti ya siput jelek…hahaha”
Aku dan didi pun berpisah melangkah menuju kelas masing-masing. Aku dan teman-teman memasuki ruang lab biologi disekolah kami dan mengikuti semua pelajaran yang diberikan oleh bu guru. Entah apa yang kurasa…kepalaku mendadak sakit, sakitnya bukan seperti pusing biasa.
“kamu kenapa tha? Tanya Tifany”
“mukamu pucat banget! Duduk dulu tha..”
“aku gak tau kenapa ini! Kepalaku pusing bukan main.. (seruku)”
“ku belikan minum dikantin yah tha”
“iiah..”
“sekalian beliin obat pereda pusing Fann..siapa tau pusingnya ngurang”
“gak usah Fann…belikan aku air minum saja”
“kamu yakin gak apa-apa tha??”
“aku gak apa-apa koq Lid..”
Kenapa badanku enggan untuk bergerak Tuhan… kenapa ini??? Apa penyakit ini sudah mulai menggerogoti seluruh badanku?? Aku gak boleh terlihat lemah dihadapan mereka! Aku pasti bisa untuk mengangkat tubuh ini dari bangku yang aku duduki ini..!! ayo Ditha… jangan cengeng…
“kenapa tha?”
“tha…tha…”
“ahh..iiah kenapa Lid?”
“kamu baik-baik aja kan?”
“(tersenyum)”
Tifany pun datang membawa minum untukku yang dibelinya dikantin sekolahku… perlahan aku mulai sedikit membaik.. tapi badan ini terasa mati untukku.. jam dinding sekolah pun berlalu… waktunya untuk pulang. Teman-teman sekelasku mulai berhamburan keluar kelas namun aku masih terdiam di bangku tempat ku duduk.
“ tha gk pulang?”
“kalian duluan aja..”
“mauh bareng gak tha?...”
“gak usah…aku bareng didi aja Lid,Fann..”
“ohh…ya sudah…kamu hati-hati yah tha..”
“iiahh…kalian juga yah”
Lidya dan Tifany pun meninggalkan ruang kelas. Kini hanya ada aku dan bangku kosong di ruang kelas. Sebenarnya aku berbohong pada mereka. Mana mungkin aku pulang dengan Didi..pasti Dy sudah pulang duluan. Lalu….
Terdengar suara gertak langkah kaki dari luar. Aku takut itu satpam sekolah… ketika suara itu mulai dekat, ternyata yang muncul adalah Didi. Aku pun terkaget dan yah sedikit dag-dig-dug…hehehehe
“ehh…sipuut ngapain dikelas kosong??(menghampiriku)”
“lagi duduk aja!!emang ada yang larang gitu?”
“enggak  sich…pulang yuk..(sambil memasang senyum kecil dibibirnya)”
Ya Tuhan manisnya senyumnya..membuatku ingin bangkit dari kursi yang mulai memanas ini… nekatku akupun meranjak dari kursiku setelah mendengar Didi mengajakku pulang bareng dengannya.
“waw…semangat amat mbakk…hehehehe”
“(jengkel) mau pulang atau gak!”
“hahaha… iiah-iiah..”

Kamipun pulang menuju rumah, sepanjang perjalanan Didi menghiburku dengan bualan gombal dan cerita lucunya. Hatiku senang sekali.. sakit yang kurasa saja sampai ku abaikan…yah walaupun sebenarnya aku masiih ta berdaya untuk bergerak. Terima kasih Tuhan masih memberi aku hidup yang indah ini… aku bisa melihat senyum manis kecil Didi di depan mataku yang membuat aku menjadi manusia yang beruntung..karena diusia ku yang sudah tak lama lagi ini menurutku, aku masih bisa melihat orang disekelilingku tersenyum dan tertawa (dalam lamunanku).

“tha..tha…thatha!!!!...”
“gak usah teriak! Aku denger koq dhi..”
“suka banget yah kamu ngelamun…gak baik tauh..”
“ah sotoy kamu (melet)”
“hahaha somayyy (tertawa)”
“dasar tukang somaayy…hahahaha”
“indahhh….”
“apanya yang indah dhi??”
“senyuman kamu “
“hah? Serius? (tersipu malu)”
“iiah…tapi bohongg (melet)”
“(injak kaki didi)”
“kebiasaan!!sakiit tau..”
“hahaha biarin…”
Atap rumahku pun mulai terlihat, ini pertanda aku akan sampai rumah… ya Tuhan aku gak mau jauh dari Didi.. cepat sekali rasanya sampai dirumah.. (teriakku dalam hati)
“tu kan melamun lagiii!!!!...”
“(tersenyum)”
“senyum gak jelas…hahaha. Oke kita pisah sampai sini yah… kamu lurus aku belok (tersenyum)”
“pisahh??selamanya?? (ucapku dengan lantang)”
“hahahaha…maksudku kamu pulang kerumahmu, aku pulang kerumahku.. besok kan kita masih bisa berangkat sama-sama lagii (sambil memasang senyum kecilnya)”
“kalo gak bisa gimana? Kalo aku udah gak ada gimana? Apa masih bisa kayak gini lagi sama kamu?”
“ahh…bicara apa kamu ini tha!!..udah sanah cepet masuk rumah (sambil mengelus helaian rambutku )”
“aku serius dhi (menangis)”
“ehh..jangan nangis ahh jadii jelek tuh mukanya..hehe”
“(menangis tertunduk)”
“kamu jangan bicara gitu lagi yah sipuut…(tersenyum sambil mengangkat mukaku yang menangis tertunduk) kamu sekarang masuk rumah dan istirahat kalo capek…hehe”
“iiah…(nada merendah)”
“hmm…mana senyumnya siiput jelek… ”
“hehehehehe…makasii yah dhi…”
“buat apa tha??”
“buat hari ini..seumur umur baru kamu aja anak cowo yang bisa hibur aku dhi”
“ahh masah…hehehe. Iiah sama-sama sipuut jelek ”
“udah aku bilang jangan bilang aku siput jelek!!”
“hahahaha…”
“aku pamit yah (tersenyum)”
“tunggu dulu tha”
Langkahku pun terhenti ketika Didi bilang itu…
“jangan lupa makan yah (tersenyum)”

Aku pun tersenyum ketika dy bilang seperti itu..baru kali ini ada yang memberi perhatian lebih padaku… aku pun mulai berlalu dari hadapan Didi dan Didi pun mulai melangkahkan kakinya menuju jalan kerumahnya.
Tuhan.. terimakasih buat hari ini.. (didalam kamar) tiba-tiba…
Sakit ini datang lagi…kali ini membuatku kaku untuk menulis buku diari ku… mataku mulai redup, kepalaku sakit badanku mati rasa…tak bisa membuat aku teriak memanggil papah dan mamah… Cuma tangisan yang aku rintihkan…
Tuhann….
Akupun pingsan tak sadarkan diri. Dan tiba-tiba aku berada di rumah sakit…
2 jam aku tak siuman…. Ketika ku buka kan mata ini. Aku melihat papah mamah dan kaka di samping tempat aku terbaring dirumah sakit. Aku tak tau apa yang terjadi tadi, tiba-tiba aku berada disini.

“pah..mah.. kenapa bawa aku kesini?”
“tadi kamu pingsan tha, mamah kasih minyak angin kamu gak bangun.. mamah sama papah bingung dan akhirnya membawa kamu kerumah sakit.”
“gak usahlah bawa aku kesini pah, mah!!”
“ngomong apa kamu ini dek…. Kita tuh khawatir sama kamu”
“maafin aku ka.. mah aku sakit apa sebenarnya? Kenapa dari usia ku yang ke 7 aku gak boleh tau penyakitku ini? Tiap saat kambuh aku minum banyak obat!! Apa yang aku derita pah mah?? Kenapa saat penyakit ini datang aku tidak bisa berbicara bahkan seluruh tubuhku tak bisa ku gerakkan… menulis pun aku tak mampu!!! (menangis)”
“maafin mamah sama papah dan juga kakamu yah tha”
“maaf untuk apa mah?”
“selama ini kami tidak memberi  tau apa penyakitmu ini. Sewaktu kami tau kamu divonis penyakit ini kami shok…. Entah apa yang harus kami lakukan. Sementara itu kamu masih hobby menulis dan hidup canda tawa bersama sahabat-sahabatmu… mamah papah..sama kaka gak mau lihat senyummu itu menjadi pudar karena vonis ini tha… (mamah pun menangis di hadapanku)”
“mah..pah..ka.. apapun yang tha derita, tha sudah siap koqq… gak usah harus seperti ini. Kan sayang uang papah dibuang Cuma buat beli obat tha dan lain”… jika tha harus pergipun tha ikhlas mah… tha bersyukur bisa ketawa, tersenyum sama kalian dan sahabat-sahabat tha disini.. buat tha biarpun waktu itu Cuma sebentar tha dapetin tapi tha merasa senang… sekarang tha siap koqq buat tau penyakit itu mamah…papah…( berusaha ku tersenyum walau tak kuat ku rasa )”
“kamu divonis terkena kanker otak kecil stadium akhir tha… kanker itu sudah ada saat usia kamu masih 1 bulan setelah mamah melahirkan kamu…penyakit itu menyerang bangian otak kecilmu, dimana fungsi otak kecil itu adalah sebagai alat keseimbangan tubuh dalam melalukan gerak serta aktivitas otot di tubuhmu sayang…itu sebabnya jika terkena penyakit tersebut seluruh kerja otot penggerak serta keseimbangan tubuhmu akan hilang tha… waktu itu ketika kamu lahir, kamu tidak menangis..tidak bergerak namun bernafas… mamah sama papah bingung  sama keadaan kamu.. mamah suruh dokter spesialis buat periksa kamu. Dan ternyata kamu terkena kanker otak kecil. Namun waktu itu masih stadium rendah dan kata dokter bisa di sembuhkan. Seiring berjalannya waktu kamupun tumbuh dewasa layaknya anak sehat lainnya.. ketika usia mu 2 tahun pengobatanmu terhenti. Hingga kamu berusia 7 tahun, makanya saat itu mamah bawa kamu kerumah sakit jika kamu mengeluh sakit di bagian kepala bagian belakang. Lalu kata dokter sama mamah penyakitmu sudah masuk stadium lanjut.. penyakit itu cepat sekali merambat kedalam tubuh mungilmu. Mamah sama papah Cuma bisa berdoa sama Tuhan agar kamu bisa hidup lebih lama lagi. Kakamu mulai mencari uang demi pengobatanmu.. (mamah menangiis dan memeluk tubuh lemahku ini)”

Yah Tuhan ini ternyata penyakitku! Sehingga membuatku terasa tak berdaya… kenapa kau cobai aku seperti ini Tuhan… kenapa!!!!apa salah ku selama ini!!!... hingga kau rengut senyum dan hidupku!! (akupun memberontak menangis di hadapan kedua orang tua dan kakaku )
Mamah dan papah berusaha menenangkanku…
Aku pun perlahan tenang…dan pikiranku pun sekarang hanya berserah pada Tuhan..
Aku bahagia memiliki keluarga yang menyayangiku hingga aku sakit seperti ini.. hidup ku sangat beruntung, sampai usiaku yang ke 14 ini aku masih diberikan kehidupan. Mungkin seseorang yang mengalami penyakit ini dr bayi bisa meninggal pada saat itu!! Namun aku tidak…
Aku masih diijinkan untuk bisa membuat orangtua dan kakaku tersenyum… 

“ mah….”
“iiah sayang”
“aku mau pulang kerumah! (pintaku)”
“kamu kan belum membaik sayang…”
“gak mah…ijinkan aku untuk istirahat dirumah saja. Aku ingin menghabiskan waktuku dirumah sama mamah…papah…dan kaka…”
“baiklah kalau itu pintamu…”

Akupun pulang kerumah pada saat itu. Kulihat muka mamah yang berusaha merawat tubuh mati ini… mendorong kursi roda ini jika aku ingin ke meja belajar biru langit didepan tempat tidurku. Sudah 2 minggu aku tak masuk sekolah… sahabat dekatku pun menjengukku dirumah… Lidya dan Tifanny menangis ketika mandengar bahwa aku tak lama lagi tidak ada di samping mereka. Sahabat ku sejak kecil yang selalu membuatku tersenyum kini kubuat mereka menangis… mereka ber2 pun memeluk erat tubuh ini. Saat  itu aku berharap sosok Didi datang menjengukku.. sudah 2minggu selama aku tak masuk sekolah ini tak ada kabar darinya. Lidya dan Tifanny pun tak tau kabar anak itu. Aku pun menangis dan menggerakkan kursi roda ini ke arah kamarku dan menutup pintu kamarku.

“ Lidya,Tifanny… tha kenapa sedih dan menangis menuju kamar?? Tanya mamah”
“gak tau tante kami juga…”
“apa ada seseorang yang membuat tha menangis seperti itu?”
“sebenarnya ada tante, namanya Didi.. mereka sudah lama kenal, namun baru akrab sekali 2minggu yang lalu.. waktu itu mereka berangkat sekolah sama-sama. Kami lihat tha tersenyum dan tertawa senang dengan adanya Didi waktu itu tante… tha sempat cerita waktu itu kalo senyum Didi itu membuat Ia semangat. Namun sudah 2 minggu ini tidak ada kabar dari dhi tante! Bahkan sosoknya tak lagi kami lihat di sekolah…”
“mungkin karna itu tha menjadi sedih!”

Sementara mereka bercakap-cakap diruang keluarga, aku menangis di ruang kamar biru kecilku ini… mulai ku tuliskan sebuah puisi untuk mereka yang membuatku tersenyum terutama Didi… aku merindukan sosok Didi sekarang Tuhan (rintihku) kemana dy Tuhan…
Mengapa tak ada satupun kabar yang bisa aku dapatkan darinya…. Aku pun menangis dan mengeluh pada sakitku ini…
Hingga kuw tuliskan sebuah puisi terakhir untuk mereka semua… mungkin Didi pindah sekolah pikirku…
Karna waktu kelas 1 dulu dy pernah bilang padaku bahwa dy akan pindah sekolah sebelum kelas 3 SMP. Ku pikir ini Cuma bualannya saja
tapii…
Ternyata semua nyata…
Aku berharap ketika hembusan nafas terakhir ini Didi datang ke pemakaman ku Tuhan… hanya itu pintaku!!...
Walau tak bisa melihatnya secara langsung namun aku bisa merasakannya meski kita ada didunia yang berbeda..
“sakiitttt!!!! (dalam hatiku)
Sementara di ruang tamu….
“tante… koqq tha gak keluar-keluar sich??”
“iiah tante juga heran… harusnya dy kesini lagi temani kalian mengobrol”
“coba di cek dah tante!!”
Mamah serta sahabatku pun menghampiri pintu kecil kamar biruku…
Mereka memanggil namaku… namun aku tak mendengar mereka…
Aku tertunduk di atas meja belajar biruku..diatas secarik kertas puisi yang sempat aku tuangkan tinta hitam di kertas itu.
“tha!!!tha!!tha!! buka pintunya sayang!” (teriak mamah panik)

Papah dan kaka pun datang dari luar pintu. Mendengar suara mamah teriak namaku papah dan kaka pun berlari gegas menghampiri pintu rumahku… akhirnya pintu kecil kamarku bisa dibuka dengan kunci duplikat yang disengaja dibuat kaka hanya untuk kamarku. Karna dulu aku sering sekali mengunci diri di kamar ketika menulis puisi… takut aku kenapa-kenapa makanya kaka membuat kunci cadangan untukku..
Mereka semua melihat ku terlentang diatas meja belajar biru ku… mamah, papah, kaka dan kedua sahabat ku menangis tak tertahan melihat nyawaku sudah tak bernyawa… aku tau Tuhan itu tangis yang berharga untukku…

Namun mengapa aku tak bisa tersenyum saat mereka melihatku sudah tak ada…!!
Kembalikan senyumku Tuhan! Sebentar saja… namun tetap tidak bisa! Karena suasana saat itu sedang berduka. Keesokan harinya jasad tubuh mungil kecilku di letakkan ditempat yang paling indah yang belum pernah kulihat saat ku hidup dulu. Ku lihat semua orang menangis padaku… aku mengerti sosok ku bukan lagi manusia tetapi berupa roh yang tak bisa dilihat oleh mereka.
Seberharga ini kah hidup ku Tuhan??!!...

Aku bahagia sekarang… aku ingin pergi dengan tenang sekarang Tuhan…
Tak lama kemudian seseorang dari balik pintu datang menghampiri jasadku… ternyata itu adalah Didi!! Terima kasih Tuhan kau masih mau mendengar pintaku saat aku sudah tak ada lagi. Aku pun mulai terasa bahagia ketika Didi datang memeluk jasadku dan berkata “ pergilah dengan tenang tha… tetaplah tersenyum di dunia yang baru nanti “ aku tau Didi sedih…hatinya menangis!! Namun Ia berusaha tegar melihat aku terbaring selamanya. Ia masih sempat memberikan aku senyuman itu walaupun tak bisa ku balas lagii… satu hal lagii Tuhan… sebenarnya aku sudah mengetahui penyakitku ini! Karena waktu periksa di umur ku yang ke 7 ini aku tak sengaja mendengar pembicaraan antara dokter dan kedua orang tuaku.. aku pun sengaja pura-pura tak tau agar mereka masih bisa melihat ku bahagia hingga hari terakhirku nanti…
Maafin aku yah mamah papah….
Kini aku bisa pergi dengan tenang bersamamu Tuhan…!!
Terimakasih untuk mereka.

Ini sebuah puisi yang kutuliskan untuk mereka yang di bacakan oleh sahabatku Lidya seminggu setelah kepergianku
                                                


Kembalikan senyumku Tuhan

Tuhan…
Entah apa yang kuderita saat ku kecil…
Membuatku semakin berarti di dunia ini…
Kau berikan keluarga yang menyayangiku hingga ku mati nanti…
Kau berikan sahabat yang setia menemani hari-hariku…
Dan kau berikan sosok laki-laki dengan senyuman manis di bibirnya…
Semua untukku Tuhan…
Aku bahagia saat merasakan hangat senyum itu…
Namun ketiika detik terakhirku…
Mengapa senyum itu hilang dan pergi …
Seakan – akan kau tarik senyumku jauh dari mereka…
Kembalikan senyumku Tuhan!!...
Kembalikan aku ke hadapan mereka…
            Aku tak ingin seperti ini…
            Aku tak ingin pergi…
            Dan Aku tak ingin hilang selamanya…
Kembalikan senyumku Tuhan…
Walau nanti aku tak bernafas lagi…
Yang terindah bagiku…
Tetap tersenyum walau bukan sosok ku lagii…
Bahagiaku untuk mamah dan papah…
Ceriaku untuk kaka yang kusayang…
Candaku untuk sahabat kecilku yang setia….
Dan senyum indahku untuk dy yang kucinta…

                                                                                    Sincerely -Ditha Pranata -




Cerita by : wenny srivera

Rabu, 15 Februari 2012




 



laguu ini gokiil lo Guys :D :D

Dongseonambuk eodi-eseodo naran eolganineun eopttago
geuraedo neo hanaman saranghandago
shwipkke noga beorin ni ma-eum sangcheobadeun MC Mong
sarangeun a a a a a-isukeurim

Neol cheo-eum bwasseul ttae buteo shimjangeun eoreobuteo
dalkomhan hyanggi-e tteugeopkke mireobutyeo
neukttaedeura jeori bikyeo amuna buteo
i yeojan imi naekkeonikkan jeoribikyeo
naneunya sarange mongmareun nageune
deultteun nae ma-eume ni eolgureul geurine
Gutkke dathin ni mami noga beorige
beorige ppareuge mideumeul hwaginshikyeojulge
oneul bami neomu jjalba ashwiweoseo mot bonaego
ni dariga apeulkkabwa neoreul eopkko jibe gago
nuga bwado sanggwaneopsseo nae yeopeneun niga isseo
neo hanaman saranghandago
I wanna spend my whole life with you
niga eopsseumyeon an dweneun nae apeun iyu
Every time I look at U saranghae
I love you oh~ thank-you

Dongseonambuk eodi-eseodo naran eolganineun eopttago
geuraedo neo hanaman saranghandago
shwipkke noge beorin ni ma-eum sangcheobadeun MC Mong
sarangeun a a a a a-iseukeurim

I will love you think about you dalkomhaettteon uri sarang
I will love you think about you itjjineun ma
forever be with you

Make it hot urineun tteugeopkke
make it hot sarangeul nanweonne
seuteuroberi boda sangkeumhaettteon geunyeo
chokollit boda dalkom haettteon geunyeonde
bulgateun sarangeun geumbang shigeobeorin
mideumeun eoreumcheoreom geumbang nogabeorin
shirigo shirin shwipkke jillyeobeorin dodaeche mweoreul weonhae
do you want it like that (mweoreul weonhae)
break up to make up make up to break up
kkaejigo hwahaehago dashi tto chabeorigo
cheo-eumbuteo kkoyeowattteon uri jageun trouble
nuga igigo jineunyaga neoneun jungyohae
sangcheotuseongin MC Mong
niga tteonaseo naneun jichin mom
oneulbam kkumeul kkweosseo neowa hamkke living it up
wero-ume chireul tteoreo oneulbami neomu gireo

Dongseonambuk eodi-eseodo naran eolganineun eopttago
geuraedo neo hanaman saranghandago
shwipkke noga beorin ni ma-eum sangcheobadeun MC Mong
sarangeun a a a a a-iseukeurim

I will love you think about you dalkomhaettteon uri sarang
I will love you think about you itjjineun ma
forever be with you

I got your back you got my back
Every night oh~ every day
sarangi ireoke chagapkke neukkyeojin jeok eopsseosseo
I got your back you got my back
Every night oh~ every day
neoreul wihae useulge saranghae neol wihae saneun na
dongseonambuk eodi-eseodo naran eolganineun eopttago
geuraedo neo hanaman saranghandago
shwipkke noga beorin ni ma-eum sangcheobadeun MC Mong
sarangeun a a a a a-iseukeurim
jjya jan ~
 

dan ini versii English nya n___________n

East West South North no matter where there is no fool like you
Still I will only love you
Your heart that can easily melt, the hurt I felt MC Mong
Love is i-i-i-i-ice cream

The moment I first saw you my heart froze
The sweet scent and the steamy whispers
Hey you seducers move away
Move aside because this girl is already mine
I am so thirsty for love
My soul longs to see your face
Strongly shut, To melt your heart
I will quickly make you trust me
The night is too short, it feels wasteful to send you away
Worried that your legs might hurt, I piggyback you home
I don't care if anyone sees, because you are next to me
I will love only you
I wanna spend my whole life with you
The reason I will hurt is only when you're not mine
Every time I look at U I love you
I love you oh~ thank-you

East West South North no matter where there is no fool like you
Still I will only love you
Your heart that can easily melt, the hurt I felt MC Mong
Love is i-i-i-i-ice cream

I will love you think about you Our love that was so sweet
I will love you think about you Don't forget
forever be with you

make it hot We will make it hot
make it hot Love has been divided
The girl that was more refreshing than a strawberry
More sweeter than chocolate was her
A love that burned quickly cooled down
Trust is like an ice that quickly melts
so painfully cold and easily watered down, what exactly do you want
do you want it like that (what do you want)
Break up to make up make up to break up
you break it, then reconcile, and again reject
From the beginning it was so twisted up, our little trouble
Whoever wins or loses, you're important to me
filled with hurt MC Mong
Because you left, my body became weary
Tonight I dreamt of you and I living it up
In lonliness a guy falls, this night is too long

East West South North no matter where there is no fool like you
Still I will only love you
Your heart that can easily melt, the hurt I felt MC Mong
Love is i-i-i-i-ice cream

I will love you think about you our love that was so sweet
I will love you think about you Don't forget
forever be with you

I got your back you got my back
Every night oh~ every day
I never felt love this cold
I got your back you got my back
Every night oh~ every day
I will smile for you, I love you, I live for you

East West South North no matter where there is no fool like you
Still I will only love you
Your heart that can easily melt, the hurt I felt MC Mong
Love is i-i-i-i-ice cream
Tada!~