welcome


Sabtu, 18 Februari 2012

Kado Spesial


Kado Spesial

Jam beker mulai berbunyi…
(kring…kring…kring) nada jam beker tersebut terulang di telinga Dara, Dara pun terbangun dipagi yang masih berembun dan berkabut. Dy pun mencoba membuka matanya yang kecil tersebut untuk segera beranjak dari tempat tidurnya yang berwarna merah maroon tersebut. Dara sebut saja nama gadis itu Dara, Ia kuliah disebuah universitas negeri di bandung jurusan psikolog.
“uhh…cepat banget sich dah pagi aja! (mengusap matanya yang masih tertutup)”

Dara pun melangkahkan kakinya keruangan gelap dirumahnya! Tak salah lagi ruangan itu adalah ruang tengah tempat biasa Dara menghabiskan waktu liburnya sambil menonton tv ataupun video favoritnya. Ia berbaring diatas sofa berwarna coklat empuk itu sambil memejamkan matanya sebentar saja. Ketika ingin memejamkan mata hp Dara bergetar, terlihat ada pesan masuk ke hp nya. Namun Dara menghiraukan sms itu, Ia pun kembali mencoba memejamkan matanya walau hanya 5menit saja. Tak lama mamah pun bangun dan menghampiri Dara pada saat itu.

“Dara….!bangun!sudah jam berapa ini…teriak mamah”
“aduuh mamahh… masih pagi buta ini”
“pagi buta gimana? Ini sudah jam 6 sayang…”
“haah??!! Dara terkaget”
“cepat mandi sana,!”
“iiahh…iiahh mah.. (sambil lari menuju kamar mandi di belakang ruang tengah rumahnya)”
“habiis itu sarapan ya sayang! Teriak mamah dari ruang makan”

Dara pun bergegas bersiap-siap berangkat kekampus, Ia pun segera sarapan sepotong roti dan segelas susu cokelat. Setelah itu Ia berpamitan pada kedua orangtuanya.

“mamah..papah.. Dara pamit yah!”
“iiah sayang! Hati-hati yah!..ucap mamah tersenyum”
“(Dara tersenyum)”

Setengah jam Ia lalui dengan sepeda motornya menuju kampusnya tersebut, Darapun segera menghampiri kelas prakteknya tersebut dengan nafas terngah-engah akibat naik tangga.

“huuuhh…(menarik nafas)”
“habiis lari, Ra? Tanya Lina salah satu sahabatnya”
“enggak! Habis berenang, Lin..hehehe”
“koqq gak basah sih?”
“berenangnya ditrotoar jalan (tertawa)”

Tak lama setelah mereka bercengkrama, datanglah dosen pengajar mereka. Dosen praktek ini suaranya keras, mukanya sangar dan suka menggertak serta menghukum mahasiswa yang terlambat. Itu sebabnya Dara bangun pagi sekali jika ada ujian praktek.
(tik…tok…tik…tok…) jam dinding kelas berbunyi perlahan, suara anak sekelas diruang praktek saling bersahutan. 1 jam praktek pun kami lalui, hingga tiba saatnya untuk istirahat!

“akhirnya udahan juga ini praktek, Lin!”
“hahahaha… aku sumpek didalem tadi”
“iiah sama…mana dosennya galaknya pintak ampun..hehehe”
“(tersenyum) kantin yuk! Laper nich. Ajak Lina”
“ayuk… cacing diperut aku juga udah pada stress…hehehe”
Mereka berdua pun beranjak dari ruang praktek menuju kantin yang ada tidak jauh dari kampus mereka.
“Ra…”
“apa? (sambil meminum secangkir jus segar)”
“gimana?dah selesai ngejomblonya?”
“(tersendak)”
“hehehe… sorry aku Tanya ini.”
“enggak apa-apa koq… dari dulu kan aku jomblo, Lin!”
“dari dulu? Dari semenjak ditinggal pergi sama Reza mungkin.hehehe”
“yah gitulah!...”
“kamu kan udah 2bulan ngejomblo! Masa belom dapet juga?... bukannya kamu gak betah jomblo lama-lama, Ra?”
“iiah sih, sebenarnya ini aku nahan-nahan, Lin!... tapi mau gimana lagi. Mana ada yang mau sama cewek super susah bangun kayak aku ini…hahahaha”
“enggak ada yang gak mungkin didunia ini! Orang jelek aja bisa dapet orang cakep! Yah gak??...”
“bener juga sih kata-katamu itu! Tapi mau cari dimana cowo yang mau sama aku?”
“di pasar banyak…hahahaha”
“tukang sayur kali dipasar mah!...”
“aku bingung ni,Lin”
“bingung kenapa?”
“seminggu lagi ulang tahunku yang ke 20. Tapi aku belum sama sekali dapet pasangan…”
“hahaha… itu aja koq bingung! Bikin pengumuman aja dikampus! Isinya tentang pencarian sang kekasih”
“hah? Sayembara gitu?”
“yah semacam itu lah!hehehe”
“ihhh…gak mau ah! Berharap aja aku dapet kado special nanti (sambil menghayal)”
“hahaha… palingan kado spesialnya si Tian anak nyebelin yang suka ganggu kamu itu.”
“what? Tian? (tertawa terbahak-bahak)”
Spontan Tian orang yang sedang mereka sebutkan datang dan tiba-tiba menghampiri meja makan mereka berdua. Dara dan Lina pun mendadak diem.
“makan tuh!hehehe ( cetus Lina )”
“eh.. lo kuda betina! Hahaha”
“eh… mulut iblis! Bisa gak sih lo jangan muncul dihadapan gue sama sahabat gue! (berdiri sejajar dengan Tian)”
“wah…wah… bahasa lo jadi beda yah!hehehe. slow aja kuda betina, gue kesini Cuma mau numpang makan sama lo dan sahabat lo ini!”
“kalo sama lo ogah gue pakai bahasa formal! Loh kan meja kosong masih ada iblis..”
“tapi gue maunya yah disini!hehehe”
“udah-udah! Jangan adu mulut disini! Malu tau dilihatin anak-anak jurusan lain…(lerai Lina)”
“hah? Berantem? Siapa juga yang mau debat mulut sama mulut iblis kaya lo.”
“ihh… gue juga ogah.”
“udah duduk kalian berdua! Teriak Lina marah”

Mendengar Lina marah dan teriak Dara dan Tian pun segera duduk. Tian yang pada saat itu belum makan, akhirnya memesan sepiring nasi serta lauk-pauk dan segelas jus, Ia makan di hadapan Dara dan Lina.

“hahaha… makan aja musti di hadapan gue, lo! (ejek Dara)”
“yey… geer banget lo! Gue mau makan di mana kek!... itu bukan urusan lo tau!”
“emang bukan urusan gue! Tapi gue ngerasa keganggu gitu!...hahaha”
“ohh… meudh makan Lina. (tersenyum pada Lina) dan meudh makan Kuda betina!!”
“ihh…(jengkel)”

Tian pun akhirnya makan bersama Dara dan Lina, setelah selesai makan Tian dan Dara kembali adu mulut. Keduanya saling mengejek dan menghina. Hingga tiba saatnya mereka beranjak dari kantin saja masih saling adu mulut. Adu mulut terhentikan pada saat sampai di dalam kampus, karena kelas mereka berbeda.

“akhirnya gue pergi juga dari hadapan lo!”
“hahaha… jangan kangen sama gue loh (ejek Tian)”
“ihh… ogah banget gue kangenin lo mulut iblis!!...”
“(tersenyum) lalu meninggalkan mereka berdua”

Dara dan Lina pun masuk kekelas, saat itu adalah jam mata pelajaran bahasa inggris. Bukannya mendengarkan dosen mereka malah bercakap-cakap soal masalah dikantin tadi, hingga waktunya keluar kampus. Dara sempat menceritakan kekesalannya tadi pada Tian. Namun Lina sahabatnya itu hanya tersenyum mendengarkan curhatan sahabatnya itu.

“hati-hati tar suka loh…hehehe, ceplos Lina”
“hahahaha… aku gak mungkin suka sama cowok nyebelind dan ember gitu.”
“iiah sekarang mah enggak! Tapikan waktu bisa mengubah segalanya.”
“ahh… apa sih kamu.”
“okey… sampai disini dulu pembicaraan kita! Kamu pulang bawa motorkan?.”
“iiah, Lin! Mau bareng?”
“ gak perlu, Ra… aku naik angkutan aja.hehehe”
“siip…hati-hati yah!”
“ok”

Mereka pun berpisah arah…
Dara yang pada saat itu belum mau pulang kerumah, ia pun jalan-jalan sore ke Mall yang tidak jauh dari kampusnya. Ia sedang iseng mencari-cari baju dress yang ingin dibelinya dan digunakannya pada pesta ulangtahunnya nanti. Setelah satu jam berkeliling, Dara menemukan dress berwarna merah hati yang panjangnya selutut Dara. Dress itu amat cocok pada tubuhnya yang ramping serta desainnya yang simple dan glamour. Setelah melihat dress itu, Ia segera beranjak dari tokoh baju itu menuju ke toko  sepatu. Beberapa melangkah, Ia pun berpapasan dengan Tian yang pada saat itu sedang mencari sebuah kado. Mereka pun saling terhenti.

“lo lagi….lo lagi!.... kenapa sih sehari aja gue gak jumpa muka lo itu bisa kan!...”
“lahh… gue juga gak mau kalo harus ketemu muka nyebelin dan sok manis lo itu (melet)”
“apalagi gue! Hahahaha”
“ehh…berisik! Lo pikir ini dirumah nyokap lo apa! Bisa kali lo pelanin suara lo itu!”
“yah…yah…yah…”
“dari pada rebut, mending ikut gue makan eskrim yuk! (sambil menarik tangan Dara)”
“ehh…ehh... gue gak mau Tian (berusaha menghentikan langkahnya)”
“udah jangan nolak…hehehe”
Tian pun mengajak Dara pergi makan eskrim disebuah kantin eskrim didalam Mall tersebut.
“ngapain sih lo ajak gue makan eskrim segala!”
“udah jangan marah-marah bisa kali!... gue Cuma sekedar mau ajak lo aja!..”
“iiah… ok, gue gak marah-marah lagi.”
“nah gitu dong…kalo lo gak marah gini kan jadi seneng gue nya.”
“hah? Maksud lo?”
“hahahaha… gak apa-apa… udah dimakan eskrimnya! Tar cair gak enak…hehehe”
Mereka pun asik menyantap eskrim tersebut sambil berbincang-bincang dan tertawa. Tian dan Dara terasa akrab pada saat itu, mungkin karena eskrim tersebut menyejukkan hati dan pikiran mereka berdua..hehehe.
“Ra….”
“hmm…”
“(tersenyum) itu celemotan cokelatnya! (menunjuk kea rah bibir Dara)”
“mana?? Disini bukan?”

Spontan Tian pun mengelap bibir Dara yang belepotan itu dengan sehelai tissue di tangan Tian. Dara pun merasa deg-deg an tidak jelas. Ia pun langsung membentak Tian secara tiba-tiba saat itu. Namun Tian tak menghentikan langkah tangannya tersebut, dan kali ini Dara dibuatnya terpesona..hehehe

“lo bisa kali bilang! Gak usah pakek perhatian gini.”
“(tersenyum)”
“kenapa lo senyum kayak iblis gitu?”
“habis lo lucu kalo makan eskrim…hehehe”
“ohh… jadi lo ngatain gue gitu?”
“hehehe… yah enggak! “
“hmm…”
Terdiam dan saling menatap….
“pulang yuk! Ajak Dara.”
“woyy!.... lanjut Dara berbicara”
“(tersenyum) iiah…”
“lo kesambet iblis yah?”
“iiah kayaknya!...”
“pantes…”
“hahahaha…. Dasar kuda betina (mengelus rambut Dara)”
Ohh Tuhan… Tian seromantis ini kah (ucap hati Dara saat itu)…
Mereka berdua pun bergegas pulang, karena hari itu sudah tampak larut. Tepatnya pada jam 19.25 menit.
Sesampainya di rumah Dara.
“ehemm… pulang malem kamu?”
“hehehe… iah mah”
“dari mana, Ra?”
“tadi… Ra jalan-jalan ke Mall mah cari dress buat hari raya ultah Ra yang ke 20 nanti. Sabtu kita ambil yah mah!..”
“ohh… iiah sayang! Udah sana anak mamah mandi dulu sanah! Bau tau…hehehe”
“iiah mah…”

Keesokan paginya Dara berangkat agak siangan, karena hari ini tidak ada jam praktek. Seperti biasa sebelum dosen datang Dara dan Lina saling curhat, Dara pun menceritakan kejadian Sore kemarin ketika Ia jalan-jalan ke Mall. Mendengar itu Lina tertawa keras, ternyata dugaanya benar selama ini. Namun Dara membantahnya, menurutnya hal seperti itu belum bisa atau pantas di ajukan jempol.
Kali ini mata kuliah dikelas mereka hanya 2 materi, jadi tidak ada istirahatnya, keluar dari kelas tersebut tiba-tiba seseorang lelaki muncul di balik pintu kelas mereka, lelaki itu wajahnya membelakangi mereka berdua. Ketika Dara keluar lelaki itu memanggil Dara. Dara pun terkejut, Ia tidak tau siapa lelaki itu. Yang jelas lelaki itu menghampiri Dara yang pada saat itu ingin mengambil motornya diparkiran.

“Raa!!.... teriak lelaki itu”
Langkah Darapun terhenti…
“siapa yah? Tanya Dara heran.”
“ohh… kenalin aku Vino (sambil menjulurkan tangannya pada Dara)”
“ohh… Vino! Ada apa yah?”
“boleh kenal sama kamu manis?”
“hah? Manis? Hehehe… iiah boleh saja koqq…”
“makasi sebelumnya! Aku anak electro. Kamu Dara anak psikolog kan?”
“koq tau? Hehehe”
“apa sih yang gak aku tau!... aku kan anak paling tenar di kampus ini!”
“ohh yah?? Koqq aku gak tau yah?...hehe”
“yah mungkin kamu jarang buat tau info dikampus ini!”
“hehehe…ya begitulah”
“sabtu ada acara gak?”
“hmmm… gak tau! Emangnya ada apa yah?”
“mau ajak kamu nonton. Bisa??”
“lihat nanti yah!... soalnya aku gak tau planning sabtu tar.”
“hmm… ok  lah (tersenyum)”
Tiba-tiba…
Tian lewat dihadapan mereka berdua, dan berusaha mengganggu percakapan mereka di depan madding gerbang kampus.
“wah…wah…wah…(sambil menggelengkan kepala)”
“kenapa lo? Sahut  Vino”
“enggak apa-apa! Udah selesai bicaranya?”
“urusan lo apa kutil?!!...hahaha”
“enggak ada sih! Cuma gue punya urusan sama cewek ini!”
“siapa lo ampe punya urusan sama Dara?”
“bacoot lo yah!”
“udah-udah! Kalian kayak anak kecil aja berantem disini!...”
“yah gue gak suka aja lo sama dy ngomong, kuda betina (tersenyum)”
“urusan lo apa!?... Dara aja enggak merasa keganggu koqq.!”
“huft… (Dara menarik nafas dan kemudian menarik tangan Tian menjauh dari Vino)”
“bisa gak sih lo jangan muncul dihadapan gue! Tegas Dara.”
“aku Cuma gak mau kamu bergaul sama playboy kaya Vino itu, Ra!...”
“tau dari mana kamu dy playboy! Gak usah sok tau dan peduli sama gue! Paham….”
“aku tau! Karna dulu SMA  aku sekelas dan sempat temenan sama dy, Ra!...”
“itu kan SMA!! Lo pikir seseorang itu gak bisa berubah apa!”
“yah tapiikan…..”
“udalah! Lo jangan membual lagi! Karna gue gak suka!... (Darapun meninggalkan Tian dan menghampiri Vino yang masih berdiri di depan madding )”
“gimana? Udah selesai? Tanya Vino”
“udah koqq… maafin dy yah! Hehehe”
“ohh… enggak apa-apa!... aku tunggu kabarnya yah, Ra.”
“iiahh (tersenyum)”
Sesampainya dirumah…
“bingung dueh sama sifatnya Tian tadii… kenapa dy gak suka aku deket sama Vino! Lalu kenapa tadii bahasanya gak kasar sama aku?? Aduhh… Tuhan aku galau… (ucap dalam hatinya)”

Hp Dara pun bergetar, ternyata ada telpon masuk ke hp nya. Tidak lain lagi itu telpon dari Tian, Dara tidak mau mengangkatnya, Ia pun merijek  tiap kali Tian menelpon. 6 kali Tian berusaha menelpon, akhirnya Dara mengangkatnya.

“ada apa lagii sih, Tian!...”
“maafin aku yah soal tadi siang dikampus, Ra!...”
“ ya Tuhan… Tian minta maaf? Baru kali ini aku denger Tian pintak maaf seperti itu. (lamunannya dalam hati)”
“hallo… Ra… kamu masih disitu kan?”
“ohh… iahh…”
“hmm… kamu maafin aku gak ,Ra?...”
“iiah aku maafin koqq…hhehe”
“makasii yah…”
“iiah….”
“yah udah, kamu jangan lupa makan yah! Tidur yang cukup… tar sakit akunya kesepian…hehehe”
“hah? Kesepian? Maksudnya?”
“khan kalo kamu sakit, aku gak bisa ledekin kamu…hehehe”
“tau ahh… nyebeliin lo!...”
“hehehe… yah udah inget pesan ku yah… beyy and see you!..”
Tutt…tutt…tutt… telpon pun terputus. Dara kembali melamun, dy heran akan sifatnya Tian akhir-akhir ini padanya.
Ia pun terus berpikir dan berpikir, sehingga membuatnya ketiduran di atas kasur empuknya itu.

Pagi itu pun tiba, pagi itu matahari cerah sekali, secerah harinya saat ini. Karena hari ini kampus libur, Darapun mengajak mamah ke Mall untuk membeli baju tersebut. Dara sengaja mempercepat hari untuk membeli dress tersebut, karena takut dress tersebut diambil orang…hehehehe
Mereka pun pergi…
Sesampainya di Mall, Dara bertemu Lina yang pada saat itu sedang mencari kado untuk sahabatnya itu, namun Dara tidak mengetahui tujuan Lina ke Mall.. merekapun sempat bercakap-cakap sebentar, setelah itu Dara dan mamah kembali berjalan menyusuri tokoh baju tersebut…
Dan akhirnya sampailah mereka, Dara pun segera mengambil dress tersebut dan membelinya. Selesai membeli dress tersebut Dara mengajak mamahnya untuk makan siang, ditempat itu Dara bertemu dengan Tian yang pada saat itu sedang mengajak adik-adiknya makan-makan. Namun sayangnya Tian tak menoleh pada Dara, melihat keakraban dan kedewasaan Tian bersama adik-adiknya, Dara pun tersenyum. Mamah heran melihatnya,

“kamu lihat siapa,Ra?”
“hah? Kaget”
“kamu lihat siapa??”
“gak ada koqq mah…hehehe”
“tapi koq senyam-senyum sendiri??”
“gak ada apa-apa koq mah, udah yuk dilanjut lagi makannya.”
Setelah beberapa menit makan Dara dan mamah pun beranjak pulang pada saat itu. Namun sayangnya Tian belom pulang. Dara mau menghampirinya, tapi takut mengganggu. Akhirnya Dara terpaksa pulang..

Hari demi hari pun Dara lalui…
Tian pun mulai berubah sifatnya terhadap Dara, Ia sering memberikan perhatian dan sapaan jika bertemu dikampus. Ini membuat Dara semakin penasaran, namun Tian tidak pernah menyerah untuk mendapatkan Dara. Yah walaupun Dara belum meresponnya, namun suatu saat nanti dy pasti merespon semua sifat Tian. Lina pun tau bahwa Tian benar-benar suka sama Dara, Ia pun berusaha membantu Tian untuk meluluhkan hati sahabatnya itu. Lina mengajak Tian untuk hadir ke pesta ulangtahunnya Dara yang ke 20, Lina memberitahukan pada Tian untuk member i kado special ucapan cinta dari Tian pada sahabatnya itu. Mendengar idenya Lina, Tian pun setuju. Ia kemudian merencanakan dan mempersiapkan apa saja yang harus dy persiapkan untuk pesta ulangtahunnya Dara.
Sementara itu ajakan nonton Vino pada malam sabtu itu ditolak mentah-mentah sama Dara. Karena Ia sudah mengetahui busuknya lelaki itu, ternyata benar bahwa Vino adalah lelaki playboy dikampus, untung saja Dara bukan gadis yang gampang menaruh perasaan suka pada seorang lelaki.
Dan hari itupun tiba, dimana hari itu adalah hari special buat Dara. Karena ulangtahunnya yang ke 20 ini selain usianya bertambah, ia pun bisa menjadi pribadi yang kuat dimata keluarga serta sahabatnya. Dara masih mengharapkan ada kado special saat hari indah itu, namun itu tidak mungkin. Karena dy tau bahwa Tian tidak mungkin datang kepestanya itu.

“hy…sahut Lina”
“lina…hehehe. Datang juga yah kamu”
“kan kamu ngundang aku, gimana sih…”
“hehehe… lupa aku”
“selamat ulangtahun  yah sahabat kecilku”
“iiah… (tersenyum)”
“Tian mana yah? Lanjut Dara berbicara”
“ciie…ciee yang nyariin…hahaha. Kan kamu gak undang dy. Jadi dy mana tau..”
“hmm… aku pikir kamu ajak, Lin…”
“hehehe… yah udah aku kesana yah!”
“ok! Dinikmati yah pestanya (tersenyum)”

Dara pun masih menunggu kedatangan Tian, yah walaupun ini tidak mungkin.
Dan sampailah tiba saatnya Dara meniup lilin yang berangkakan 20 tahun itu sambil mengucapkan wish pada saat itu. Diwaktu lilin selesai ditiup, dari kejauhan terdengar suara nyayian selamat ulang tahun. Dara tidak mengetahui suara itu berasal dari siapa, namun ketika semakin dekat ternyata suara itu adalah dari Tian yang selama ini Ia tunggu kedatangannnya di pesta ulangtahunnya itu.

Tian pun memberikan supprise pada Dara, Ia menyayikan lagu cinta pada Dara saat itu dan mengutarakan isi hatinya saat itu. Dara pun terpaku melihat Tian berkata seperti itu, ternyata kado spesialnya itu terwujud dimalam yang indah itu. Dimana Tian menembak Dara, dan menjadikan Dara sebagai kekasihnya.

“Ra,,, mauhkah kamu menjadi pasanganku?”
Dara tersipu malu…
“iiah aku….”
“akuu… mau Tian…”
“serius kuda betina?”
“iiah aku serius mulut iblis…(tersenyum malu)”

Malam itu menjadi malam terindah sekaligus kado terindah bagi Dara, ternyata tanpa Ia sadari Tian lah yang terbaik untuknya! Yah walaupun terkadang suka bikin jengkel, namun sifatnya itulah yang membuat Dara semakin penasaran padanya. Sampai pada akhirnya Dara mengetahui perasaan Tian selama ini padanya…




“trimakasihh Tuhan untuk kado special terindahku yang kau berikan!! Teriak Dara…”

4 komentar:

  1. wahahah ,, cerita nya panjang juga ya .. haha
    bagus deh ..

    Happy blogging sob ..

    BalasHapus
  2. :):)

    makasii dah mampirr yah....


    trimz...

    n________n

    BalasHapus
  3. Masuk list untuk di baca, nunggu waktu yang tepat : )
    Salam kenal.

    BalasHapus